Mestinya, kata dia lagi, masing-masing caleg juga bisa membantu untuk suksesnya penyelenggaraan pemilu. Kalau tidak bergerak, banyak hambatan di bawah. Masyarakat tidak bisa nyoblos kalau tidak diberi iformasi. Apalagi ini nanti ada lima surat suara. Jangankan masyarakat yang kurang berpendidikan, yang berpendidikan saja bakal susah.
Fakta lainnya, kata Nurhendriyati, tidak semua masyarakat pragmatis dan apatis terhadap pemilu. Kalau ada masyarakat pragmatis, itu terjadi karena sistem pendekatan yang salah. Sebab, selama ini, masyarakat hanya berhubungan dengan tim sukses dan koordinator pemenangan. Padahal, masyarakat butuh mengenal langsung terhadap calon.
Kalau hanya didatangi oleh relawan dan koordinator, lanjutnya, itu tentu membuat masyarakat pragmatis. Tapi kalau turun langsung, yang diuntungkan adalah esensi suatu hubungan. Karena wakil rakyat dan rakyat yang diwakili butuh kehadiran wakilnya.
“Rakyat itu ingin mengenal wakilnya. Karena itu, kami dan tim menemukan, ternyata masih banyak masyarakat yang kurang paham pencoblosan, dan kurang mengenal caleg yang akan mereka pilih,” kata caleg yang mengedepankan program unggulan pemberdayaan emak-emak.
Berharap semua berjalan lancar, dan sukses, Nurhendriyati memasang target 15 ribu suara untuk mengamankan satu kursi di DPRD Kabupaten Sidoarjo. Suara tersebut tersebar di 10 desa di kecamatan Taman, dan delapan desa di Sukodono. “Dan insya Allah, di Sepanjang juga kita bisa meraih suara yang banyak,” harapnya.
Kegiatan istighosah itu juga dihadiri oleh Poppy Hayono Isman, yakni istri dari Hayonoi Isman yang juga Caleg DPR RI Dapil Jatim I (Surabaya-Sidoarjo).
Poppy mengatakan, hendaknya masayarakat lebih cerdas dalam memilih wakilnya di parlemen. “Rakyat harus cerdas memilih wakilnya. Karena jika wakilnya amanah, maka aspirasi warga pun akan diperjuangkan untuk bisa dipenuhi,” ujarnya.
Karena itu, Poppy berharap, rakyat bisa memberi kepercayaan kepada Hayono Isman untuk melaju ke parlemen. Hayono Isman yang juga caleg Partai NasDem ini punya program unggulan yang salah satunya masalah pendidikan.
Acara istighosah ditutup dengan pemberian santuan kepada anak yatim, yang memang sering dilakukan keluarga Haruna Soemitro ketika menggelar tasyakuran atau doa bersama. (wt)