KEDIRI – Sejumlah 520 guru-guru Paud dan TK se Kabupaten Kediri berkumpul di Basement SLG, guna menghadiri acara Sosialisasi 4 Pilar MPR bersama anggota DPR RI Fraksi PDIP, Eva Kusuma Sundari. Acara yang bertema sosialisasi Integrasi nilai-nilai Pancasila dan Pendidikan Inklusi di Paud dan TK tersebut, dilaksanakan oleh Himpaudi (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini) Kabupaten Kediri dan MPR RI.
Selain Eva Kusuma Sundari, hadir pula narasumber Kristin Sadtyaruni M Psi., Psycholog dari RS Gambiran, Wasis dari DPRD Kab Kediri dan Satriyani WR. MPd, Kepala Sekolah SMP Pawyatan Daha 1 Kota Kediri. Dan, bertindak sebagai moderator acara tersebut, Lilik Astuti M.Pd Ketua Himpaudi dan Slamet Yudi M.Pd Ketua Himpunan TK.
Keterangan Eva Sundari saat membuka acara, mengajak para bunda PAUD guna mendidik para siswa agar berkepribadian Pancasila demi terwujudnya Generasi Emas untuk mencapai target Indonesia Emas 2045.
“Ancaman fisik stunting harus dilawan karena bisa menggagalkan mereka menjadi sosok yang ber IQ, EQ, SQ tinggi, hingga gagal pula untuk menjadi sosok yang kompeten, berdaya juang tinggi. Sementara ekonomi global berkarakter dinamis, intens, dan kompetitif,” jelas Eva Sundari, Sabtu (16/3/2019).
Menurutnya, adanya ancaman global terhadap anak-anak berupa hoax dan ideologi intoleransi serta penyakit adiktif seperti narkoba, pornografi, game, gadget sekaligus kekerasan fisik, seksual, cyber bullying dll.
” Ketika kejiwaan sudah rusak, orang jadi tertutup hati, pikiran, dan nuraninya maka tidak mungkin mencintai apalagi mau berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara,” imbuhnya sembari mengajak berkolaborasi (gotong royong) dalam membentuk Generasi Emas.
Ditempat yang sama, Kristin Sadtyaruni menyetujui pendekatan gotong royong dan Konsep Pancasila yang intinya justru inklusifisme.
“Penyelenggaraan Pendidikan inklusi bagi anak kebutuhan khusus akan membantu para siswa lainnya dan para bunda untuk berkarakter dan praktek Pancasila di lingkungan sekolah,” ujarnya.
Terakhir Satriyani dan para fasilitator serta Kaukus Pancasila juga memandu diskusi kelompok para bunda, untuk menyusun silabus yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila.
“Banyak ide menarik, misalnya mengajak para siswa untuk mengunjungi rumah ibadah agama-agama maupun pemeluk agama yang berbeda yang sedang merayakan Hari Besar agamanya. Ini untuk membangun karakter toleransi sebagai indikator sila 1 Pancasila,” tukasnya. (bud)