Adi Laksono juga menjabarkan, trend meningkatnya penderita penyakit DBD terjadi hampir di semua Kabupaten dan Kota di Jawa Timur dengan faktor utama musim penghujan. Dan, nyamuk pembawa virus DBD tersebut berkembang biak dengan bertelur di air yg bersih.
Apalagi, saat musim hujan, air hujan yg relatif bersih akan mengisi semua wadah terutama yg ada di luar rumah kaleng bekas, botol bekas, ban bekas, lubang bambu pagar halaman.Hal ini, menyebabkan populasi nyamuk meningkat luar biasa.
Untuk itu, pihaknya masih melakukan penelitian dan diduga adanya varian strain virus baru yang lebih ganas yg kali ini menyerang. Serta, adanya mutasi gen nyamuk yang menyebabkan nyamuk kebal terhadap insektisida.
“Semua faktor tersebut bisa terjadi. Oleh sebab itu, peran semua pihak sangat penting dan dibutuhkan dalam upaya menurunkan populasi nyamuk, yang selanjutnya bisa menurunkan potensi penularan dan berikutnya akan terjadi penurunan kasus DBD di seluruh wilayah negeri kita, khususnya di Kabupaten kediri,” pungkas Adi Laksono.
Sekedar diketahui, data dari Dinkes Kabupaten Kediri menunjukkan, sejak awal bulan Januari hingga saat ini, tercatat ada127 kasus dan 232 pasien suspect demam berdarah. Sementara itu, sembilan penderita diantaranya meninggal dunia.
Dari data tersebut juga menunjukkan apabila 70 persen penderita, mayoritas merupakan berusia anak. Terakhir, kemarin Siva, balita usia 3 tahun, warga Kecamatan Kandat Kabupaten Kediri, meninggal dunia.(bud)