Lapsus  

Umrah Akbar Bersama Ustadz Abdul Somad

Belum Berangkat, Sudah Mimpi Mencium Hajar Aswad

Umrah Akbar Bersama Ustadz Abdul Somad
H. Makin Rahmad bersama Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam dalam kesempatan Umroh bersama

Profil UAS

Mengapa UAS begitu fenomenal? Inilah bagian dari garis Ilahi yang diberikan kepada seorang hamba pilihan. Dari ratusan mungkin ribuan yang sudah diunggah melalui You Tube, kajian dan tausiah UAS memang disampaikan dengan bahasa gampang dicerna dan diselingi dalil-dalil mumpuni untuk menangkal dari ujaran dan statement sebagian dari kelompok masyarakat yang gampang menghukum perbuatan amaliyah dengan vonis bid’ah, dilatnat Allah SWT, amaliyah bakal tertolak dan masuk neraka.

UAS kelahiran dari Desa Silo Lama, Silau Laut, Kabupaten Asahan Sumatera Utara, 18 Mei 1977, memang bukan lahir dari desa terpencil semata, moyang beliau ternyata Syech Abdurrahman, ulama tersohor di zamannya yang pernah menempa ilmu di Mekah al Mukaromah dan menyebarkan Islam di zaman Sultan Asahan serta diberikan hadiah sebidang tanah yang telah dibangun rumah sebagai pusat untuk berkeluarga dan mengembanka syiar Islam.

Dari keturunan Syech Abdurrahman, lahir anak perempuan bernama Siti Aminah, kemudian lahir perempuan ernama Rohana. Hajjah Rohana inilah ibunda dari UAS.

“Tapi, saya belum dianggap keturunan dari Tuan Syech Abdurrahman karena dari pihak keturunan perempuan. Makanya, kalau ada yang nanya apa masih keturunan Tuan Syech, saya nggak bilang. Kami hanya seorang biasa, bukan keturunan bangsawan, bangsa yang hidup di awan,” celoteh UAS yang memang sering keluar bahasa kiasan dan joke segar.
Masa kecil UAS, dinikmati dengan segala kesederhanaan.

Usai menuntaskan pendidikan di SD Al-Washliyah, Medan dan taman tahun 1990, melanjutkan ke MTs Mu’alimiin Al-Mashliyah, lulus tahun 1993. Dari madrasah Tsanawiyah , UAS menimba ilmu di Pesantren Darul Arafah, Deliserdang, Sumut.

Jiwa perantau yang dimiliki datuk-datuknya, memutuskan UAS merantau ke Kabupaten Pelalawan, Riau. Bekas kerajaan Melayu Pelalawan, pecahan dari kerajaan Siak Sri Indrapura. Hingga menamatkan pendidikan di madrasah Aliyah Nurul Falah, Air Molek, Indragiri Hulu. Berkat kecerdasan dan ketekunannya, UAS pada tahun 1998 mendapatkan berasiswa kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.

“Saya kuliah di Al Azhar sekitar 4 tahun. Tahun 2002 saya pulang kampong dan melanjutkan kuliah di Univesiti Kebangsaan Malaysia (UKM) jurusan Faculti Pengajian Islam (FPI). Sayangnya, hanya dua semester, karena melanjutkan kuliah di Maroko, yaitu bea siswa dari The Morrocon Agency of International Coorporation di Dar El-Hadith El-Hassania Institute, Maroko. Alhamdulillah, dapat gelar dari Darul Hadits di Rabat pada tahun 2006 dengan gelar DESA.

Tapi, saya malu memakainya. Masak jauh-jauh menuntut ilmu kembali dapat gelar DESA. Jadi, saya tulis ajalah LC, MA karena kebanyakan orang pakai MA,” celetuknya.

Yang luar biasa dari sosok UAS adalah kepatuhan pada sang Bunda. Dari waktu singkat yang ditempuh UAS dari target bea siswa selama tujuh tahun, semestinya gampang meraih doctor. Tapi, permintaan bunda untuk pulang membuatnya harus mengikuti kata hati sang emak.

“Memang, emak menyampaikan, taka da masalah tanpa gelar doctor. Apa artinya, kalau pulang aku sudah almarhumah. Akhirnya, saya baliklah.”

Setelah wisuda, UAS menyempatkan diri menunaikan ibadah haji pada bulan Desember. Usai berhaji, UAS melanjutkan silaturrahim ke Bandar Sri Begawan, Brunaei Darussalam, ke rumah gurunya Haji Armawi Abdurrahman. Beliau juara musabaqoh Tahfid Quran di Mekah tahun 1987-88.

Maksud hati bisa mendapat kesempatan untuk belajar dan mengajar. Sampai akhirnya, suratan takdir menentukan lain, yaitu usaha mendaftar sebagai PNS diterima. “Emak lah yang menjadikan semua ini. Jadi, saya nggak jadi merantau dan mengajar di Brunaei, sekarang seperti ini. Alhamdulillah,” ulasnya.

Yang jelas, sekelumit bersama UAS selama di Mekah mengisyaratkan betapa ulama muda dengan segudang ilmu itu tiada berhenti menimba ilmu. Tanpa sengaja, saat berjumpa di Fairmont Hotel di Zamzam Makkah, UAS didampingi santri dan timnya memborong kitab dan kajian-kajian terkini. Semoga UAS tetap diberikan kesehatan dan kesempatan untuk istiqomah berdakwah. Aamiin. (h. s.makin rahmat)