Pada pemilu 2014 ia merasakan pahitnya dicurangi. “Saya pergi ke luar
negeri berminggu-minggu karena kecewa,” kata Hashim. Bagaimana dengan
Prabowo? Dengan besar hati dia menerima kekalahan dan hadir di acara
pelantikan Joko Widodo. ” Itulah jiwa besar Prabowo. Ia legawa. Ia tak
pernah mendendam,” kata Hashim.
Ia prihatin dengan kondisi ekonomi Indonesia sekarang. Kemiskinan
tinggi, kesenjangan menganga, pekerjaan sulit, dan harga tak
terjangkau. ” Saya akui, saya orang kaya, saya tidak merasakan
harga-harga tak terjangkau. Tapi, saya punya pegawai, sopir, sanak
saudara di kampung, mereka mengeluhkan harga-harga yang mahal,” kata
bapak tiga anak ini.
Ia tak mau terlibat debat kusir soal angka kemiskinan. Prabowo
menegaskan kekayaan Indonesia hanya dinikmati 1 persen orang sementara
99 persen sisanya hidup pas-pasan dan sulit. Sementara pemerintah
Jokowi mengklaim kemiskinan di Indonesia sudah bisa ditekan sampai di
bawah dua digit. “Itu main-main dengan statistik saja. Ada kategori
miskin, hampir miskin, dan rentan miskin. Padahal ketiganya sulit
dibedakan. Kalau digabung akan jauh lebih besar dari angka
pemerintah.”
Hashim sependapat. Kemiskinan dan kesenjangan di Indonesia terjadi
karena salah kebijakan. Ada kalangan _privileged few_ yang sengaja
melestarikannya. Terhadap mereka Hashim tak segan berkata keras.
“Praktik ini harus diakhiri”.
Masalah kesehatan membuat Hashim prihatin. Dokter-dokter mengatakan
banyak peralatan yang harusnya sekali pakai (disposable), tapi dipakai
sampai empat kali di Indonesia. _”Believe it or not,_ sekarang ada
yang dipakai sampai 40 kali,” Hashim geleng-geleng kepala.
Kualitas pendidikan juga menjadi keprihatinannya. Kita kalah peringkat
dari Vietnam, apalagi dari negara-negara maju.
Apakah Prabowo anti-Cina? “Itu isu lama dihembuskan lagi. Siapa yang
bawa Ahok ke Jakarta? Prabowo”.
Prabowo pelanggar HAM? “Setiap lima tahun sekali isu itu dimunculkan
lagi. Kalau pelanggar berat HAM Prabowo tidak bisa bebas ke luar
negeri. Mengapa pada 2009 saat menjadi Cawapres Ibu Mega tidak
dipersoalkan? Bagaimana dengan Wiranto dan Hendropriyono?”
Tak hanya soal-soal serius yang dijawab Hashim. Soal-soal remeh-temeh
pun ia layani. Soal pendamping Prabowo kalau jadi presiden Hashim
menukas, “Sudah ada ibu pendamping.” Siapa, pak? “Ibu
Pertiwi…Hahaha…”
Bagaimana kalau jadi presiden jomblo? _”What’s the problem?_ Duarte
jomblo, Vladimir Putin, Francois Hollande, Junichiro Koizumi, dan
Thomas Jefferson pada jomblo, tapi tidak ada masalah”.
Yakin Prabowo menang? “InsyaAllah..”
Apa yang dilakukan Prabowo kalau kalah? “Naik kuda…”
(dhimam abror djuraid)