Kasat Sabhara Polres Banyuwangi, AKP Basori Alwi menyatakan, proses pengamanan dan seterilisasi gereja, biasanya digelar minimal setengah jam sebelum jadwal peribadatan dilakukan. Langkah ini dijalankan sebagai bentuk antisipasi aparat dari rangkaian aksi teror bom yang kerap menyasar rumah ibadah kalangan non muslim.
“Rumah ibadahnya supaya aman, jemaat yang kebaktian juga tenang. Misinya cuma dua itu karena umat non muslim butuh kelancaran dalam beribadah. Mereka merupakan penganut agama yang dilindungi UUD 1945,” tandas Basori, Minggu (20/5/2018) pagi.
Pola pengamanan yang sama berlaku di rumah ibadah yang ada di Banyuwangi. Di ujung timur Jawa ini berkembang 6 agama plus aliran kepercayaan seperti diatur oleh negara. Semuanya saling hidup berdampingan dan menghargai satu sama lain. Kapolres Banyuwangi AKBP Donny Adityawarman SIK meyakini Tanah Blambangan memang layak menjadi contoh toleransi.
“Semua agama di sini ada, tapi tokoh-tokohnya kompak dan saling menghargai. Saat bom mengguncang Surabaya para tokoh agama langsung berkumpul menyatakan sikap menolak dan melawan terorisme,” paparnya..
Ramadhan adalah Bulan Suci dan penuh ampunan. Namun tidak mudah untuk menunaikan puasa dengan durasi satu bulan. Godaan dari menahan lapar serta rasa haus terasa mudah ditunaikan. Tapi menahan nafsu angkara butuh perjuangan hati yang kuat. Termasuk tidak melakukan teror yang meresahkan umat lain yang tak seiman. Kasihan pula Polri dan TNI yang terus siaga satu ditengah menjalankan ibadah tahunan, Ramadhan. (ari)