SITUBONDO (Wartatransparansi.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka Temu Inklusi Nasional 5 tahun 2023 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Situbondo, Selasa (1/8).
Pertemuan dua tahunan ini merupakan ruang konsolidasi bagi gerakan difabel dalam mendorong terwujudnya Indonesia inklusif 2030.
Kepada para peserta, Gubernur Khofifah menegaskan komitmennya terhadap kesamaan hak dan peluang bagi para difabel.
Dengan tema “Berdaya dalam Keragaman Menuju Indonesia Inklusif 2030”, forum ini diharapkan dapat menguatkan nilai-nilai inklusi untuk terus dikembangkan di Indonesia yang memiliki keragaman budaya, suku bangsa, agama, bahasa, kondisi geografis, kondisi ekonomi, serta kondisi fisik, mental dan intelektual. Sama halnya difabilitas juga beraneka ragam dari jenis hingga derajat difabilitasnya.
“Inklusifitas merupakan salah satu isu yang menjadi fokus saya sejak menjabat sebagai Pimpinan Komisi VIII DPR RI dulu . Kala itu saya ikut membahas perumusan undang-undang tentang penyandang cacat,” jelas Khofifah.
Begitu pula saat Khofifah menjabat Menteri Sosial RI yang menjadi leading sector UU No 8 tahun 2016. Ia menceritakan bagaimana UU tentang penyandang disabilitas itu telah mengubah paradigma charity menjadi human rights terhadap para difabel.
“Paradigma belas kasih, bantuan, iba berubah menjadi hak asasi manusia. Bahwa kita semua setara dan memiliki hak dan peluang yang sama dalam segala sektor di negeri ini,” ujarnya.
Hal ini merupakan awal perluasan paradigma dari sekedar model medis rehabilitatif ke model sosial, dan mendukung partisipasi difabel dalam perencanaan maupun praktik pembangunan.
Gubernur Khofifah menegaskan bahwa semua warga harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi manusia yang berdaya, yang mampu memainkan peran ekonomi, sosial, politik, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.