Berdaya dalam keragaman selaras dengan pembangunan nasional yang merupakan upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
“Temu Inklusi ini menjadi kegiatan penting untuk mengingatkan kembali kita bahwa ada bagian dari masyarakat yang masih harus didorong untuk terwujudnya kesetaraan perlakuan bagi mereka,” katanya.
Melalui kegiatan ini diharapkan mampu membangun penyadaran publik akan perspektif dan pemahaman positif atas keberadaan difabel dalam rangka mencapai kesetaraan dan inklusi sosial bisa tercapai.
Oleh karena itu, dalam rangkaian Temu Inklusi ini juga terdapat program live in, di mana difabel (dari berbagai ragam dan derajatnya) dari seluruh Indonesia tinggal bersama warga desa selama empat hari pelaksanaan Temu Inklusi Nasional. Interaksi yang terjadi akan memahamkan warga desa terhadap kapabilitas, potensi, dan isu yang dihadapi difabel.
Temu Inklusi Nasional juga membuat rekomendasi-rekomendasi yang bisa menjadi masukan untuk para pemangku kebijakan dalam membangun inklusifitas di Indonesia.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menjelaskan, saat ini Pemprov Jatim memiliki 6 UPT yang bertugas untuk melakukan penguatan skill bagi para difabel. Kemudian, ketika OPD-OPD menggelar pameran selalu menggandeng difabel dan menempatkan boothnya di paling depan guna mendukung upaya pemasaran produknya.
Sementara itu, Bupati Situbondo Karna Suswandi mengatakan bahwa untuk pertama kalinya Temu Inklusi Nasional digelar di sebuah pondok pesantren. Ia berharap hal ini bisa menjadi semangat bahwa lembaga pendidikan harus menjadi pionir dalam mewujudkan Indonesia Inklusi.
Temu Inklusi Nasional ke 5 ini diikuti oleh lebih dari 600 difabel. Diselenggarakan sejak tanggal 31 Juli hingga 2 Agustus 2023, terdapat beragam kegiatan di antaranya seminar nasional, diskusi tematik, panggung seni dan budaya, serta beragam lomba yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran terhadap inklusifitas. (*)