Tajuk  

Tol Trans Madura, Mampukah Menjaga Marwah Budaya Surga

Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

Tol Trans Madura, Mampukah Menjaga Marwah Budaya Surga
H. Djoko Tetuko Abdul Latief

 

Rencana percepatan pembangunan jalan tol Trans Madura, memang sangat strategis dalam memeta konsep pembangunan Jawa-Madura, setelah Jemabatan Surabaya Madura (Suramadu).

Sekedar mengingatkan bahwa tradisi sekaligus budaya religi warga Madura, dari potret rumah keluarga dengan mushola di depan. Bahkan kadang makam salah satu keluarga terpengaruh, menunjukkan bahwa budaya religi itu begitu kuat. Bahkan tidak berlebihan menyebut sebagai Marwah (martabat) warga Madura dengan Budaya Surga.

Bahkan, dalam bahasa pergaulan di pasaran agama warga Madura adalah NU (Nahdaltul Ulama) karena begitu kuat dan mendarahdaging sebagian besar paham soal organisasi yang didirikan para ulama dengan Rois Akbar pertama dan terakhir Hadrotus Syeck KH Hasyim Asy’ari, yaitu NU dengan berbagai kegiatan sepertu sudah hidup di surga.

Focus Group Discassion (FGD) pada pertengahan September mendatang, bukan sekedar menampilkan narasumber dari 4 kepala daerah (Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan), tetapi jauh lebih berhak dan kompeten ialah perwakilan ulama Madura menyuarakan suara umat. Syaratnya dengan sungguh-sungguh.

Mengapa? Jembatan Suramadu, selain mengubah perkembangan sektor ekonomi dan transfortasi, justru di luar dugaan mengikis budaya religi Madura (dari budaya santri berbaur menjadi budaya modern). Bahkan (maaf) tidak mampu mengendalikan modernisasi sebagai penguatan budaya surga.

Dari sudut pandang kekayaan dan potensi pulau Madura, memang pembangunan tol Trans Madura sangat strategis, tetapi membentengi kemungkinan tranformasi budaya asing dan budaya modern, membutuhkan pemikiran tersendiri. Inilah pekerjaan rumah super berat dalam menjaga Marwah warga Madura dengan budaya surga.

Inilah tanggung jawab terbesar ketika menginginkan percepatan pembangunan jalan tol Trans Madura. Menjaga tradisi dan budaya religi karena sudah mendapat stempel warga Madura adalah santri abadi. Menenun pengabdian seakan-akan sudah hidup dalam surga.

Diketahui, Dewan Pembangunan Madura (DPM) Jawa Timur merancang diskusi besar membedah pembangunan Madura. Diskusi fokus pada perlunya pembangunan tol trans Madura.