Pakde Karwo : KLB Difteri Jadi Anomali di Jatim

Pakde Karwo : KLB Difteri Jadi Anomali di Jatim

Surabaya – Kejadian luar biasa (KLB) penyakit difteri di Jawa Timur menjadi sebuah anomali bagi provinsi ini. Artinya, meskipun Jatim telah memperoleh capaian ekonomi yang tinggi dan berbagai prestasi tingkat nasional, namun di sisi lain Jatim juga mendapatkan KLB penyakit difteri.

“Saya sedih melihat hal ini, sebuah anomali ketika berbagai hal yang baik terjadi di Jatim, misalnya pendapatan masyarakat yang meningkat tajam dan berbagai fasilitas kesehatan tersedia, tapi ada hal lainnya yang membuat kaget kita, yakni permasalahan penyakit difteri ini,” ujar Gubernur Jatim Soekarwo saat memimpi Rapat Koordinasi Pemantapan Outbreak Response Immunization Difteri se-Jawa Timur di Kantor Dinas Kesehatan Prov. Jatim Jl. A Yani Surabaya, Rabu (17/1) pagi.

Ekonomi bagus masyarakat Jatim tsb, jelasnya, antara lain terlihat dari pendapatan perkapita masyarakat Jatim yang naik 200% dibanding tahun 2008. Demikian pula, fasilitas kesehatan yang tersebar di seluruh Jawa Timur.

Diantaranya, 371rumah sakit, 961 puskesmas dari 661 kecamatan yang ada, yang berarti banyak kecamatan memiliki puskesmas lebih dari satu buah. Juga, puskemas pembantu sebanyak 2.668, pondok kesehatan sebanyak 3.213, serta polindes 4.711 buah.

Untuk itu, Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim mengajak pemerintah kabupaten/kota se-Jatim secara serius menangani difteri. “Posisi kita dalam KLB penyakit difteri. Mari kita bergerak bersama menangani difteri,” ujarnya.

Salah satu langkah yang dilakukan, lanjutnya, yakni Pemprov Jatim mengalokasikan anggaran Outbreak Response Immunization (ORI) dengan 82 persen untuk operasional sesuai kebutuhan kabupaten/kota.