Ketua KPK Komjen Pol Firli Bahuri melalui WartaTransparansi.com menyampaikan pesan khusus di hari HUT Kemerdekaan RI ke 75. Berikut pesan Ketua KPK :
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu
Alhamdulillah.. Hari ini, Senin 17 Agustus 2020, kita segenap bangsa Indonesia dapat kembali memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia Ke-75.
Kembali saya teringat kisah heroik para pejuang kemerdekaan, baik melalui buku pelajaran di sekolah, maupun dongeng penghantar tidur yang diceritakan ayah, saat beliau masih hidup.
Teringat pula masa-masa kecil, dimana usai numpang nonton tv tetangga yang memutar film perang kemerdekaan oleh Stasiun TVRI, saya bersama teman-teman sebaya bermain perang-perangan di kebun, sawah atau pinggiran anak Sungai Musi, dengan senapan mainan yang kami buat dari pelepah daun pisang.
Dari kisah perjuangan tersebut, banyak sekali tauladan kehidupan yang dapat kita petik mengenai wujud nyata cinta tanah air yaitu ketulusan, ke-ikhlasan dan keberanian para pejuang yang rela berkorban harta, raga dan nyawa sekalipun, untuk kemerdekaan Indonesia.
Tidak sedikit esensi dan pelajaran yang dapat digali dari integritas para pejuang, yang dapat kita jadikan contoh dan pedoman untuk meneruskan perjuangan mengisi kemerdekaan yang dulu mereka rebut dengan darah dan air mata.
Perkataan Bung Karno, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, Perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri” terbukti sangat benar, karena tugas kita melawan bangsa sendiri yang masih dibayangi kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan, intoleransi,ancaman disintegrasi, lebih khususnya lagi laten korupsi dan perilaku koruptif, memang sangat sulit dilakukan.
Korupsi bukan hanya kejahatan merugikan keuangan negara, bukan saja merugikan perekonomian negara, tetapi korupsi merupakan bagian dari kejahatan merampas hak-hak rakyat, hak azazi manusia karena itulah bagi saya, korupsi adalah kejahatan melawan kemanusiaan (corruption is a crime againts humanity).
Bahkan banyak negara gagal mewujudkan tujuannya dikarenakan kejahatan korupsi. Karena itu, sudah saatnya seluruh anak bangsa berperan untuk menghentikan korupsi dan mengangkat senjata bambu runcing yang tak lain intergritas, nilai-nilai kejujuran yang dibalut kekuatan moral dan ahlak yang tinggi untuk melawan dan membasmi korupsi.
Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraan beberapa waktu lalu, mengingatkan kita semua bahwasanya untuk menuju bangsa yang maju dan produktif bukanlah kerja ringan, dimana menciptakan ekosistem nasional yang produktif dan inovatif tidak mungkin tumbuh tanpa dijalankannya dengan baik hukum, politik, kebudayaan, dan pendidikan yang kondusif.
Saya sependapat dengan Presiden Jokowi bahwasanya fleksibilitas yang tinggi dan birokrasi yang sederhana memang sangat diperlukan untuk mengakselerasi pembangunan, namun semua itu tidak bisa dipertukarkan dengan kepastian hukum yang antikorupsi.