KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Asesmen lapangan pembukaan Program Doktoral Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Tribakti (UIT) Lirboyo Kediri pada 30 November 2025 berlangsung hangat dan penuh antusias. Kehadiran asesor Kementerian Agama RI, dukungan para masyayikh, serta kesiapan internal kampus menegaskan langkah UIT memperluas kiprah akademik dengan tetap menjadikan turots yakni warisan keilmuan ulama dalam kitab kuning, sebagai fondasi utama.
Kegiatan asesmen ini menjadi momentum penting bagi UIT Lirboyo, yang selama ini dikenal sebagai kampus berbasis pesantren dengan karakter keilmuan klasik yang kuat. Komitmen tersebut kembali ditegaskan dalam forum asesmen, terutama saat jajaran pengasuh dan pimpinan UIT menyampaikan arah pengembangan keilmuan doktoral.
Pengasuh Yayasan, KH An’im Falahudin Mahrus, menegaskan bahwa pendirian UIT merupakan bagian dari cita-cita besar KH Mahrus Aly untuk menyediakan ruang akademik bagi santri Lirboyo. “Identitas keilmuan berbasis turots bukan hanya ciri pesantren, tetapi juga menjadi kekuatan utama UIT dalam bersaing di dunia akademik. Program doktoral ini mempertegas arah tersebut,” ujarnya, Senin 1 Desember 2025.
Rektor UIT Lirboyo Kediri, KH Reza Ahmad Zahid, Lc., MA, juga menekankan pentingnya kesinambungan antara kitab kuning dan kebutuhan zaman. Ia mengingat pesan KH Imam Yahya Mahrus mengenai kompetensi ulama masa depan. “Beliau menegaskan bahwa ulama masa depan harus menguasai kitab-kitab klasik sekaligus memiliki kemampuan membaca realitas kontemporer. Program doktoral ini adalah wujud nyata dari gagasan tersebut,” katanya.
Di sisi lain, asesmen yang dilakukan oleh dua asesor Diktis Kemenag RI, Prof. Dr. H. Syamsun Ni’am, M.Ag. dan Prof. Dr. Ali Mudhofir, M.Ag., berfokus pada kesiapan akademik, manajerial, hingga arah pengembangan kurikulum. Keduanya melihat penguatan turots sebagai diferensiasi penting bagi UIT dibanding perguruan tinggi lainnya.
Prof. Syamsun menilai bahwa arah ilmiah program doktoral tersebut sangat relevan dengan perkembangan kebutuhan penguatan tradisi keilmuan pesantren. “Ini adalah nilai unggul yang harus terus dikembangkan. Namun kualitas akademik harus terjaga melalui pengelolaan yang baik dan pembinaan yang berkelanjutan,” ujarnya.





