JEMBER (WartaTransparansi.com) – Tahun ke empat Festival Kaki Gunung Watu Pecah tahun 2025 kembali digelar dengan tema “Merawat Bumi, Melestarikan Tradisi untuk Memperkokoh Jatidiri”, pada Sabtu (19/07/2025)
Festival yang berlangsung selama dua hari ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya dan tradisi masyarakat sekitar Gunung Watu Pecah serta bentuk rasa syukur atas limpahan hasil bumi.
Di ketahui rangkaian kegiatan dimulai pada Kamis, 17 Juli 2025 dengan agenda Umbul Dungo yang dilaksanakan langsung di kaki Gunung Watu Pecah. Kegiatan ini merupakan wujud doa dan penghormatan kepada alam semesta serta nenek moyang, sebagai bagian dari budaya spiritual masyarakat setempat.
Selanjutnya, pada Sabtu, 19 Juli 2025, digelar acara Sedekah Bumi dan Pagelaran Seni Budaya di Alun-Alun Ambulu, Jember.
Kirab budaya tersebut dimulai dari Koramil Ambulu dan berakhir di Alun-Alun, menampilkan 13 gunungan hasil bumi terdiri dari 12 gunungan buatan kelompok RT/RW dan 1 gunungan dari Pemerintah Desa Ambulu. Dan setiap gunungan mewakili kolaborasi antar RT/RW, yang masing-masing terdiri dari dua hingga tiga kelompok RT/RW.
Festival ini diselenggarakan oleh Sanggar Seni Kartika Budaya bekerja sama dengan Pemerintah Desa Ambulu, dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Jember.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat identitas lokal, memupuk cinta tanah air, serta mempererat silaturahmi antarwarga.
Dalam sambutannya, Bupati Jember Muhammad Fawait menyampaikan apresiasi dan harapannya.
“Acara seperti ini semoga bisa lebih besar lagi tahun depan. Yang kedua, kita niati acara ini sebagai bentuk keimanan, dan cinta tanah air adalah sebagian dari iman, ungkapnya.
Mudah-mudahan ini menjadi amal jariah bagi kita semuanya. Sukses selalu untuk Ambulu, jaya selalu untuk Ambulu. Sukses untuk panitia, Pak Camat, Pak Kades, dan semua pihak yang terlibat dalam acara sore hari ini,”tuturnya.
Menurut dia sebagai generasi penerus hendaknya selalu mengingat akan budaya kita, melestatikan dan mengembangkanya . Jadi peringatan semacam ini tidak sekedar berkegiatan melainkan upaya melestarikan.
“Jember memiliki banyak warisan budaya yang terus dilestarikan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. Terimakasih para sesepuh desa yang telah memberikan keteladanan kepada anak anak kita,” Ungkap Bupati yang juga mantan anggota DPRD Jawa Timur dua peeiode ini. (*)