SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Pernyataan sikap dari forum Purnawirawan TNI yang salah satunya mengusulkan pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming Raka terus menuai tanggapan yang beragam dari masyarakat. Salah satunya adalah Dr. Surokim Abdussalam.
Pengamat Sosial yang juga Dekan FISIP Unijoyo (Univ. Trunojoyo) Madura ini menilai, apa yang dilakukan para purnawirawan TNI itu adalah ekspresi kedongkolan yang problematik.
“Mereka dongkol tapi binggung gak tahu bagaimana,” kata Surokim Abduussalam kepada Wartatransparansi.com di Surabaya, Kamis (1/5/2025).
Pemakzulan Wapres Gibran Rakabuming dinilai Surokim adalah pemaksaan diri. “Itu memang memaksakan diri, tapi namanya orang dongkol ya seperti itu.
Seharusnya para Jendral Purnawiarawan TNI memberikan catatan dan evaluasi, jangan tergesa-tergesa begitu, tidak elok juga, Ujarnya.
Wabil khusus kepada Mas Gibran, Surokim, peneliti senior pada Surabaya Survei Center (SSC) menyarankan, Mas Gibran harus bekerja keras, reflektif dan mengevaluasi diri secara intens berkelanjutan guna menjawab keraguan dan kritik dengan karya dan legacy agar bisa menjawab kritik kritik tersebut.
Ini juga menghindari adanya anggapan masyarakat “wujuduhu ka adamihi (adanya seperti tidak ada).
Kegaduhan! Iya untuk kali ini melebihi takaran para purnawiawan itu. Dampak dari bergulirnya pemakzulan bisa berakibat sangat kompleks terhadap stabilitas.
Surokhim mengatakan, mereka harus bisa berfikir yang realistis dan berbasis nalar kritis yang sehat untuk kebaikan bangsa ini serta memikirkan dampaknya juga sehingga tidak terkesan emosional sesaat.
Untuk diketahui, Forum Purnawirawan Prajurit TNI membuat 8 tuntutan sebagai pernyataan sikap terhadap kondisi terkini. Surat itu ditandatangani 103 jenderal, 73 laksamana, 65 marsekal, dan 91 kolonel.