Kediri  

Anggota DPR RI Beberkan Empat Strategi Madrasah Hadapi Tantangan Teknologi

Anggota DPR RI Beberkan Empat Strategi Madrasah Hadapi Tantangan Teknologi
Anggota Komisi VIII DPR RI, KH. An’im Falachuddin Mahrus (Gus An’im), menghadiri acara “Ngopi” (Ngobrol Pendidikan Islam) bertema optimalisasi kelembagaan madrasah dan kesiswaan di Kabupaten Kediri.(Foto: Moch Abi Madyan)

Strategi kedua berkaitan dengan spesialisasi dan profesionalisme atau khusushiyyah. Gus An’im menilai, di era digital, kemampuan yang bersifat umum sudah tidak lagi cukup. Madrasah perlu mendorong siswa memiliki keahlian khusus yang sesuai dengan minat dan kebutuhan dunia kerja. Dengan spesialisasi yang jelas, lulusan madrasah diharapkan memiliki nilai tambah dan daya saing yang lebih kuat.

Strategi ketiga adalah penguatan literasi digital sekaligus pembatasan dampak negatif media sosial. Gus An’im menegaskan teknologi harus dipilah antara fungsi kemajuan dan potensi destruktifnya. Ia mendukung langkah tegas pemerintah dalam membatasi konten negatif seperti judi online, penipuan daring, dan pergaulan bebas yang marak di media sosial karena dinilai merusak moral dan mengancam perekonomian masyarakat, terutama kalangan pelajar dan santri.

Adapun strategi keempat adalah penguatan kaderisasi sumber daya manusia yang adaptif. Madrasah dituntut mampu menyiapkan SDM yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang kuat, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan zaman. Dengan demikian, alumni madrasah dapat diterima di perguruan tinggi ternama, baik di dalam maupun luar negeri.

Gus An’im Soroti Kesenjangan Kesejahteraan Guru Madrasah, Dorong Pemda Turut Bantu Lewat Perda

Selain membahas strategi menghadapi tantangan teknologi, Gus An’im juga menyoroti pentingnya menjaga keharmonisan hubungan antara guru dan wali murid. Ia mengimbau para orang tua untuk memberikan kepercayaan penuh kepada guru dalam mendidik anak, termasuk dalam hal pendisiplinan yang bersifat edukatif.

“Jangan melihat sisi kekurangan guru, tapi lihatlah jasa guru dalam mendidik anak-anak kita. Kita bisa menjadi seperti sekarang karena didikan guru,” pungkas pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo tersebut.

Melalui empat strategi tersebut, Gus An’im berharap madrasah mampu bertransformasi menjadi lembaga pendidikan Islam yang adaptif, berdaya saing, dan tetap kokoh menjaga nilai moral di tengah tantangan teknologi yang terus berkembang.(*)

Penulis: Moch Abi Madyan