“Data di Balai RW akan mencakup jumlah siswa SD, SMP, dan SMA, serta dilengkapi dengan absen malam yang diisi oleh orang tua. Data juga akan mencakup detail per RW mengenai jumlah anak balita, status imunisasi lengkap, pencegahan stunting, dan gizi buruk,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Tim Pembina Pos Pelayanan Terpadu Kota Surabaya, Rini Indriyani memaparkan peran Posyandu Terpadu sesuai dengan enam SPM. Pertama adalah bidang pendidikan untuk mendukung pendidikan anak usia dini, literasi, dan edukasi digital, kedua, kesehatan ialah pelayanan sepanjang siklus hidup (bayi, balita, remaja, dewasa, lansia) melalui penyuluhan, imunisasi, dan gizi.
“Kemudian, pekerjaan umum yang meliputi edukasi air bersih, sanitasi, dan pengelolaan sampah, lalu perumahan rakyat untuk mengidentifikasi rumah tidak layak huni dan edukasi lingkungan sehat, ketentraman dan perlindungan masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana dan penguatan keamanan lingkungan, dan terakhir adalah sosial dalam hal pendataan masyarakat tidak mampu dan fasilitasi bantuan sosial,” terang Rini.
Menurutnya, Kota Surabaya sudah melaju lebih cepat karena enam point SPM diatas sudah dijalankan.
“Tugas saya adalah mengintegrasikan semua enam SPM ini menjadi satu kesatuan dalam Pos Pelayanan Terpadu dengan konsep yang sekarang,” imbuhnya.
Ia juga menyinggung peran Kader Surabaya Hebat (KSH) dan PKK sebagai kekuatan rakyat sejati yang menjadi ujung tombak pergerakan di masyarakat, dengan satu kader membina 20 rumah.
Dia berharap, integrasi ini dapat memastikan tidak ada lagi warga yang tidak mendapatkan layanan dasar seperti imunisasi, pendidikan, dan perlindungan sosial. (*)





