Menurut Puan, hubungan erat kedua negara juga tercermin dalam keterlibatan aktif di berbagai forum multilateral. Indonesia-China disebut memiliki visi yang sama terkait penguatan multilateralisme yang efektif, untuk mengatasi berbagai masalah global seperti krisis iklim, dan ketimpangan ekonomi.
“Secara khusus, kami mengapresiasi Tiongkok yang diwakili oleh National People’s Congress, yang selalu aktif menjadi Observer pada ASEAN Interparliamentary Assembly (AIPA),” ungkap Puan.
Selain itu, Puan menuturkan, Parlemen Indonesia dan Tiongkok juga aktif dalam forum BRICS, termasuk pada BRICS Parliamentary Forum ke-11 di Brasilia, bulan Juni yang lalu.
“Dalam dunia yang semakin terpolarisasi, forum-forum internasional seperti ASEAN dan BRICS memiliki peran penting memperkuat sistem internasional yang berbasis pada keadilan serta kesetaraan,” papar perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini.
Dalam kerjasama di bidang ekonomi, Puan mengapresiasi kemitraan ekonomi Indonesia dan Tiongkok yang terus berkembang pesat. Ia menyebut, Tiongkok konsisten menjadi salah satu mitra dagang dan investor terbesar bagi Indonesia.
Hal ini terlihat dengan data pada tahun 2024, total perdagangan Indonesia-Tiongkok mencapai USD 147,8 miliar. Nilai tersebut meningkat signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Sementara realisasi investasi Tiongkok di Indonesia pada tahun 2024 juga mencapai USD 8,2 Miliar yang menjadikan Tiongkok investor asing terbesar ketiga bagi Indonesia.
Lebih lanjut, Puan menyinggung RI-China yang juga telah menyepakati sejumlah kerja sama untuk meningkatkan kerja sama ekonomi. Seperti nota kesepahaman untuk transaksi dalam mata uang lokal, hingga pengembangan ekonomi dan industri sebagai instrumen tambahan yang sangat penting bagi peningkatan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Saya berharap Indonesia dan Tiongkok dapat terus membangun dan mengembangkan kerja sama yang konstruktif untuk kemajuan ekonomi dan kesejahteraan kedua negara. Sekaligus turut berkontribusi untuk kemajuan ekonomi negara-negara berkembang atau Global South,” tutur Puan.
Puan menambahkan, kerja sama di sektor infrastruktur, energi hijau, industri manufaktur, dan ekonomi digital, merupakan area yang sangat prospektif bagi kedua negara.
“Kami percaya, dengan kolaborasi dan alih teknologi, kita dapat menciptakan nilai tambah tinggi di sektor-sektor strategis tersebut,” sebut mantan Menko PMK itu.
Puan menekankan, DPR dan Parlemen Tiongkok perlu melanjutkan pertukaran pengetahuan dan best practices merumuskan kebijakan yang mendukung kerja sama di sektor-sektor tersebut. Ia menyatakan, DPR RI akan terus memastikan efektivitas implementasi berbagai kesepakatan bilateral antara kedua negara.
“Yang Mulia, saya memandang bahwa kerja sama antar-masyarakat adalah fondasi dari suksesnya kemitraan Indonesia dan Tiongkok. Saya ingin lebih banyak lagi beasiswa, pertukaran pelajar, mahasiswa, dan peneliti antara kedua negara,” ujar Puan.
“Tidak kalah pentingnya, kita perlu mendorong pembelajaran bahasa dan kebudayaan masing-masing. Pusat-pusat studi budaya dan language center akan memperkaya upaya people-to-people contact yang telah ada,” lanjutnya.
Pada sektor pariwisata, Puan menilai, potensi kedua negara sangat besar dan saling melengkapi. Melalui peningkatan arus wisatawan kedua negara, ia meyakini hal ini akan semakin mengenalkan masing-masing budaya serta persahabatan Indonesia–Tiongkok akan semakin akrab dan
Di akhir pertemuan, Puan menyampaikan terimakasih atas kesediaan Wang Huning berkunjung ke Indonesia. Khususnya ke DPR, MPR, dan DPD RI.
“Yang Mulia, saya sangat berterima kasih atas diskusi yang produktif ini. Saya harap persahabatan Indonesia dan Tiongkok akan selalu terjaga dan semakin erat di masa depan,” tutup Puan. (din/ais)





