Dikutip dari ekon.go.id,Forum Nasional yang berlangsung dalam format hybrid untuk memperluas jangkauan partisipasi publik ini terdiri dari dua panel tematik dan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari berbagai Kementerian/Lembaga, asosiasi bisnis, akademisi, dan komunitas publik. Pada panel pertama dengan tema
“Unlocking Growth: ASEAN’s Seamless Market Advantage”, para panelis membahas bagaimana pasar terbuka ASEAN dapat memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional. Panel ini menyoroti hilirisasi industri, digitalisasi, serta pemanfaatan perjanjian perdagangan bebas ASEAN+1 dan RCEP sebagai penggerak utama pertumbuhan.
Kemudian, panel kedua dengan tema “ASEAN: Where Global Futures Meet” membahas bagaimana ASEAN memposisikan resiliensi ekonominya di tengah ketidakpastian global dan tantangan geoekonomi. Panel ini menekankan pentingnya ketahanan ekonomi kawasan di tengah rivalitas geoekonomi global, disrupsi rantai pasok, serta kebutuhan menciptakan iklim usaha yang inklusif dan berkelanjutan.
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Regional Bobby Chriss Siagian dalam sesi penutupan forum menyampaikan harapan penguatan komitmen bersama dalam mendorong sinergi ekonomi ASEAN yang berdaya, berkelanjutan, dan inklusif. Berbagai materi yang dipaparkan oleh para panelis, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi para pemangku kepentingan terhadap arah integrasi ekonomi kawasan pasca 2025.
Kemenko Perekonomian terus menjalankan tugas dan fungsinya untuk memperluas jangkauan publik agar semakin banyak pihak yang terlibat dan mendapatkan pemahaman yang komprehensif terkait implementasi rencana strategis pilar ekonomi ASEAN lima tahun ke depan. (din/ais)