Dari 24.000 mahasiswa, lanjut Wali Kota Eri, mayoritas diprioritaskan dari keluarga miskin dan pra-miskin, baru kemudian ada jalur prestasi.
”Kita harapkan beasiswa ini juga menjadi bagian dari upaya untuk memutus mata rantai kemiskinan, di samping tentu kita berharap mahasiswa-mahasiswa ini bisa menjadi penggerak perubahan positif di lingkungannya,” kata dia.
”Kita pastikan setiap keluarga miskin dan pra-miskin yang memiliki anak usia sekolah akan dibiayai sampai lulus kuliah. Minimal dalam keluarga miskin dan pra-miskin tersebut, satu anaknya harus lulus jadi sarjana,” imbuhnya.
Eri juga mengingatkan agar para mahasiswa penerima beasiswa Pemuda Tangguh untuk memiliki tanggung jawab dalam peningkatan kualitas akademik dan kehidupan sosialnya. Terpilih menjadi penerima beasiswa berarti memiliki tanggung jawab untuk selalu belajar dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial-kemasyarakatan.
”Saya selalu pesankan, belajar rajin agar kualitas akademik meningkat. Tetapi jangan lupa untuk aktif dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan, baik itu organisasi kemahasiswaan maupun aktivitas di lingkungan tempat tinggal. Sehingga lengkap, akademiknya oke, plus kemampuan kepemimpinannya juga terasah lewat organisasi dan aktivitas sosial-kemasyarakatan,” tandasnya. (*)