Meski demikian, berdasarkan data Dashboard SPHP Bulog periode 1 Januari – 22 September 2025, realisasi penyaluran beras SPHP Jatim mencapai 47.560.905 kilogram dari target hingga akhir tahun 189.740.322 kilogram atau setara 25,07 persen.
Gubernur juga menekankan bahwa Gerakan Pangan Murah selaras dengan peran Jawa Timur sebagai Lumbung Pangan Nusantara dan penopang ekonomi nasional.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 tercatat 3,09 persen, tertinggi di Pulau Jawa, dengan realisasi investasi tumbuh 7,2 persen, serta kinerja ekspor Juli 2025 meningkat 20,96 persen setara 0,51 miliar USD.
Stabilitas harga bahan pokok menjadi fondasi penting agar capaian ekonomi ini berkelanjutan dan manfaatnya dirasakan masyarakat.
“Pemprov Jatim konsisten menyelenggarakan pasar murah di berbagai kabupaten dan kota. Pasar murah yang kita lakukan selalu mendapat sambutan antusias masyarakat, menunjukkan kebutuhan yang nyata sekaligus bukti kehadiran pemerintah di tengah rakyat,” tutur Khofifah.
Upaya ini juga berdampak positif pada pengendalian inflasi. Berdasarkan data BPS Jatim, inflasi Agustus 2025 tercatat 2,17 persen (year-on-year) dengan deflasi bulanan 0,10 persen, menandakan harga bahan pokok relatif terkendali.
Khofifah menutup dengan optimisme bahwa Gerakan Pangan Murah harus menjadi ekosistem berkelanjutan dari desa hingga kota. (*)