Sementara itu, Non Technical Manager Tim Nogogeni ITS, Safira Dewi Agustina memaparkan bahwa ada lima tim otomotif ITS dengan fokus kendaraan yang berbeda, mulai dari hidrogen, etanol, listrik, hingga bensin. Mereka semua membutuhkan fasilitas uji coba yang memadai sehingga memilih GBT.
“Kami memilih GBT karena masing-masing kendaraan punya spesifikasi berbeda, dan test drive harus dilakukan di lintasan beraspal yang tidak bergelombang,” jelas Safira.
Menurutnya, pemakaian sirkuit ini sangat membantu riset timnya, khususnya dalam mengukur efisiensi bahan bakar dan performa kendaraan.
“Kami tim otomotif ITS sangat terbantu dengan fasilitas yang ada. Pemkot Surabaya dalam hal ini Disbudporapar juga sangat kolaboratif,” tambahnya.
Tim-tim yang sedang melakukan riset di GBT sedang mempersiapkan diri untuk berbagai kompetisi, antara lain KMHE yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek pada bulan Oktober dan Shell Eco Marathon di Qatar pada Januari 2026.
“Kami berharap dukungan dari Pemkot Surabaya dapat menjadi motivasi lebih dalam meraih hasil terbaik dan mengharumkan nama kota dan bangsa,” harapnya. (*)