Kendati begitu, Kadindik kelahiran Makassar ini menyebut pengangguran terbuka dari kalangan muda masih menjadi tantangan bagi pemerintah. Karenanya, Aries berpesan kepada para mahasiswa baru tidak menjadi bagian dari angka tersebut.
“Kuliah bukan hanya cari ijazah, tapi cari skill, pengalaman, dan jaringan. Jadilah lulusan yang dicari, bukan lulusan yang menunggu,”pesan Aries.
Apalagi dunia sekarang diwarnai dengan tantangan disrupsi revolusi industri 4.0, AI, robot, big data, hingga teknologi digital. Sebagian pekerjaan hilang, tapi banyak juga pekerjaan baru yang tercipta. Peluang ini, harus dimanfaatkan mahasiswa dengan adaptif pada perubahan dan siap belajar hal baru.
Jawa Timur sendiri dalam menjawab tantangan disrupsi ini dengan semangat IKI (Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovasi). Di mana prioritas Jawa Timur adalah pendidikan, digitalisasi, pelatihan, dan beasiswa. Semua diarahkan untuk meningkatkan daya saing SDM. Tak hanya itu, pemerintah Jawa Timur juga telah menyiapkan berbagai program beasiswa, pelatihan kerja, double track SMA, cerdas digital, hingga pemberdayaan pesantren. Program-program ini jelas Aries untuk mendukung terciptanya SDM Unggul Berkualitas. Oleh karenanya, generasi Alfa dan Generasi Z harus memanfaatkan kesempatan ini untuk berkembang.
“Mahasiswa harus punya ide, berani kerja sama dengan orang lain, dan berkreasi menciptakan solusi. Ingat, sukses tidak datang dari jalan sendiri, tapi dari kerja sama dan inovasi. Sejarah digerakkan oleh game changer, orang yang memberi makna baru dan mengubah dunia. Dari tokoh nasional seperti Soetomo dan Soekarno, hingga tokoh global seperti Elon Musk. Mahasiswa UNESA juga bisa jadi game changer di era teknologi. Pertanyaannya: siapkah kalian?,” ucap Aries.
Dikatakan Aries, tahun 2025 adalah tahun optimisme. Pasalnya, Jawa Timur bangkit lewat pemulihan ekonomi, pembangunan manusia, dan penciptaan lapangan kerja.
“Sebagai mahasiswa baru, kalian adalah bagian dari optimisme ini. Mari kita songsong masa depan dengan penuh percaya diri,” katanya. (*)