Salah satu pekerjaan rumah terbesar PABSI Jatim adalah menjembatani gap antara atlet junior dan senior. “Tidak semua juara junior otomatis bisa bersaing di PON. Kami harus mencari cara agar mereka tetap berkiprah sebelum masuk level elite,” ujarnya.
PABSI Jatim berencana mengikutsertakan atlet pada berbagai kejuaraan, termasuk di luar negeri, untuk menambah pengalaman. Dukungan terhadap atlet Pelatnas juga terus diberikan, terutama jika ada kejuaraan internasional yang tidak sepenuhnya dibiayai oleh pusat.
Untuk target medali, Eko Yuli masih menjadi tumpuan utama, sementara Arda dinilai menghadapi persaingan ketat di kelasnya dengan lifter-lifter top nasional seperti Rahmat Erwin dan Rizky Juniansyah.
Komitmen Kuat PABSI
Sementara itu, Ketua KONI Jatim M. Nabiel mengatakan, Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABSI) Jawa Timur mengapresiasi komitmen PABSI Jatim untuk menembus prestasi dunia. Target ini dianggap realistis mengingat angkat besi merupakan cabang olahraga resmi Olimpiade.
“Jenjang prestasi yang harus dicapai Jatim adalah level dunia, yakni Olimpiade. Tidak semua cabang dipertandingkan di Olimpiade, tetapi angkat besi termasuk di dalamnya,” ujar Nabiel.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Jatim memiliki sejumlah atlet andalan, seperti Eko Yuli Irawan, peraih dua medali Olimpiade, dan Luluk Diana, juara dunia junior yang masih memiliki prospek karier panjang. Hasil Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) terakhir dinilai menunjukkan potensi besar bagi pembinaan atlet muda, baik peraih medali emas maupun perak.
Menurutnya, peningkatan prestasi membutuhkan frekuensi kompetisi yang tinggi. “Semakin banyak event, semakin baik adaptasi, jam terbang, dan kualitas prestasi. Prestasi diukur dari persaingan dengan kompetitor. Kalau jarang ikut event, kita tidak tahu kekuatan lawan,” tegasnya.
Nabiel menilai, PABSI Jatim juga berkomitmen memperluas organisasi di daerah. Saat ini masih ada delapan kabupaten/kota yang belum memiliki pengurus. Forum PABSI diminta memberi mandat kepada ketua umum terpilih untuk segera membentuk kepengurusan baru di wilayah tersebut.
“Fokus utama kami adalah membawa prestasi Jatim ke tingkat nasional, lalu mengangkat nama Indonesia di ajang dunia. Prestasi dunia harus menjadi prioritas,” pungkasnya. (*)