“Kalau anak-anak bisa mensosialisasikan dengan sesama anak, dengan bahasa anak-anak, mungkin bisa lebih diterima,” jelasnya.
Ida juga menjelaskan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 di Kota Surabaya. Ia berharap, kampanye semacam ini bisa berkontribusi menurunkan angka perkawinan anak di Surabaya, bahkan hingga mencapai nol kasus.
“Karena dengan beberapa kegiatan kemarin, anak-anak FAS itu juga mensosialisasikan pencegahan perkawinan anak ini. Mereka bikin acara di Royal Plaza, itu suatu momen yang bagus juga,” katanya.
Selain melibatkan FAS, Duta GenRe dan Karang Taruna, Ida mengungkapkan bahwa Pemkot Surabaya juga telah menjalin Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pengadilan Agama (PN) Surabaya. Kerjasama ini sebagai bagian dari upaya menekan angka perkawinan anak.
“Ini tentunya kita giatkan terus meskipun tidak di momen Hari Anak Nasional, tetap kita melakukan hal ini. Karena sudah menjadi kewajiban kita untuk anak ini mendapatkan pemenuhan haknya, terutama pendidikan dan pengasuhan yang baik dari orang tuanya,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Pokja I TP PKK Kota Surabaya, Rosa Sovana, turut mengajak seluruh kader PKK di wilayahnya untuk aktif mengkampanyekan stop kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Di Momen Peringatan Hari Anak Nasional kita menggelar kampanye stop kekerasan anak dan perempuan, juga pernikahan dini atau pernikahan anak,” ujar Rosa.
Ia menekankan pentingnya peran aktif para kader PKK dalam menyampaikan pesan-pesan ini kepada masyarakat. Menurutnya, pemenuhan hak-hak anak merupakan komitmen bersama mengingat Surabaya telah menyandang predikat sebagai Kota Layak Anak.
“Jadi supaya hak-hak anak itu bisa diperoleh, karena Surabaya adalah merupakan Kota Layak Anak. Terima kasih, mudah-mudahan acara ini dapat bermanfaat,” ujarnya. (*)