Pernyataan ini memicu reaksi beragam dari masyarakat, khususnya pelaku dan pecinta olahraga beregu. Banyak yang menganggap bahwa cabang olahraga beregu seperti drumband masih belum mendapat tempat yang layak dalam sistem rekrutmen jalur prestasi di dunia pendidikan.
“Kalau logikanya harus atlet individu, lalu di mana tempat untuk cabor beregu? Bukankah mereka juga berlatih keras, disiplin, bahkan kadang lebih berat karena mengutamakan kekompakan tim?,” kata Joko.
Ia pun meminta agar KONI Kabupaten Blitar tidak tinggal diam, dan segera mengambil langkah proaktif untuk memfasilitasi siswa tersebut agar dapat diterima di SMA Negeri 1 Talun sesuai keinginannya.
“Sudah saatnya KONI tidak hanya fokus pada kejuaraan semata. Kepedulian terhadap masa depan atlet juga bagian dari tanggung jawab. Kalau kita biarkan begini terus, anak-anak muda akan kehilangan semangat untuk berprestasi,” tandasnya.
Joko mengingatkan, bahwa pendidikan dan prestasi olahraga seharusnya bisa berjalan beriringan. Ia juga berharap agar pihak sekolah dapat membuka dialog dan mempertimbangkan ulang keputusan mereka, mengingat peran serta atlet dalam membangun karakter generasi muda yang berdaya saing tinggi. (*)