Pertama di Indonesia, Jatim Bersama Badan Karantina Indonesia Dirikan Pusat Instalasi Karantina Terpadu

Pertama di Indonesia, Jatim Bersama Badan Karantina Indonesia Dirikan Pusat Instalasi Karantina Terpadu

Pentingnya layanan perkarantinaan terpadu di Jawa Timur tercermin dari nilai perdagangan tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2024, pelayanan karantina di Jawa Timur telah memfasilitasi ekspor senilai USD 25,80 Miliar dan impor sebesar USD 29,97 Miliar. Data ini menegaskan bahwa peran karantina sangat vital bagi kinerja ekspor dan impor Jawa Timur, sekaligus menjaga integritas produk yang masuk maupun keluar daerah maupun keluar negeri.

Diketahui kawasan Puspa Agro mencakup luasan 50 hektare siap bertransformasi menjadi hub karantina modern. Terutama karena kawasan ini telah dilengkapi sarana laboratorium mutakhir, fasilitas pengujian komprehensif, logistik terpadu, hingga layanan kepabeanan. Dengan demikian, seluruh proses ekspor dan distribusi komoditas pertanian, perikanan, dan peternakan dapat diselesaikan secara one-stop service.

“Kami berkomitmen untuk mempercepat arus barang, menekan biaya logistik yang selama ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha, serta yang paling utama, menjamin keamanan hayati produk-produk unggulan Jawa Timur,” tegas Gubernur Khofifah.

“Ini adalah wujud nyata dukungan pemerintah provinsi terhadap pelaku usaha, memberikan kemudahan dan kepastian dalam mengurus ekspor, sekaligus membuka peluang pasar yang lebih luas,” pungkasnya,

Di sisi lain, Kepala Badan Karantina Indonesia Dr. Sahat Manaor Panggabean menegaskan bahwa MoU pendirian Instalasi Karantina Terpadu ini menjadi pioneer dan siap untuk menjadi percontohan untuk diterapkan di kawasan lain di Indonesia.

“Hari ini kami MoU dengan Pemprov Jatim, bahwa kita akan membangun Instalasi Karantina Terpadu, yang nanti kita harapkan semua pengurusan di karantina dan bea cukai selesai di satu kawasan di Puspa Agro. Semua diselesaikan dalam satu kawasan,” tegasnya.

Pihaknya optimis sistem ini akan membuat Indonesia sejajar dengan negara-negara lain. Karena sistem ini akan terkoneksi dengan negara mitra ekspor dan impor Indonesia.

“Sehingga mereka paham barang barang mereka sampai mana dari mana. Saya pikir karena semua sudah siap, tahun ini bisa segera running,” pungkasnya. (*)

Penulis: Amin Istighfarin