Dijelaskan peristiwa gagal bertanding di Porprov membuat para atlet sepak takraw putri Magetan mengalami beban mental. Karena dorongan semangat dan motivasi yang diberikan pelatih dan orangtua mereka mampu menerima dengan lapang dada.
“Tidak apa-apa, sudah bertekad akan berlatih lebih giat, agar kedepan bisa lebih baik lagi,” imbuhnya.
Tania berharap kepada Pemkab Magetan, kedepannya mengerti dengan para atletnya sehingga para atlet bisa bertanding dengan mudah.
Sebelumnya, tim sepak takraw seperti kena prank, sepak takraw putri Magetan, mengungkapkan kekecewaan dari keputusan sepihak yang diambil oleh Pengurus Cabang (Pengcab) PSTI Magetan terkait pembatalan keberangkatan timnya ke ajang Kejuaraan Porprov ke 9 di Malang Raya.
Pelatih tim sepak takraw putri Kabupeten Magetan Bayu Agung Prasetya, menyampaikan sebelumnya tim telah didaftarkan secara resmi mewakili Magetan pada Porprov 9. Pendaftaran itu bukan tanpa alasan, berdasarkan pada prestasi tim takraw putri Magetan sudah meraih juara 3 pada Kejurprov di Mojokerto tahun 2024 lalu.
Namun, hal itu justru berbanding terbalik dengan Ketua PSTI Magetan, Sugeng Purwanto yang menerangkan bahwa para atlet masih kurang dalam aspek skill, kecepatan, dan fisik sesuai hasil tes parameter bekerja sama dengan pihak ketiga dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Dari dasar itulah, akhirnya Ketua PSTI Magetan memutuskan untuk tidak jadi memberangkatkan tim sepak takraw putri ke Porprov dan secara resmi mengundurkan diri dari peserta. (*)