Dalam hal dukungan konkret, Dispendik Surabaya akan menjadikan revitalisasi Bahasa Jawa sebagai program prioritas dalam anggaran kegiatan lomba antar sekolah.
Berbagai kompetisi akan digelar, mulai dari cerpen, komedi tunggal, pidato, mendongeng, puisi, menembang, hingga menulis aksara Jawa.
“Selain itu, MGMP Bahasa Jawa Kota juga diberi mandat untuk menyusun modul ajar revitalisasi Bahasa Jawa, lengkap dengan Surat Perintah Tugas resmi,” terangnya.
Dispendik Surabaya juga telah menyiapkan strategi sosialisasi yang matang, akan dibentuk tim khusus yang terdiri dari 24 guru. Yakni 12 guru jenjang SD dan 12 guru jenjang SMP untuk mensosialisasikan program ini kepada koordinator guru di wilayah masing-masing.
“Tim guru dari SD dan SMP ini juga akan terlibat aktif dalam penyusunan modul ajar di Balai Bahasa Jawa Timur pada 24-26 Juni 2025. Modul pembelajaran ini, yang sedang dalam tahap kurasi dan disusun bersama tim dari UNESA, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya, akan menjadi panduan utama bagi guru dan siswa,” jelasnya.
Selanjutnya, mekanisme pengawasan dan evaluasi keberhasilan program akan dilakukan oleh Balai Bahasa melalui jurnal dan pendampingan. “Balai Bahasa juga akan membentuk grup khusus untuk memfasilitasi koordinasi dan pengiriman hasil kerja berupa modul ajar,” ungkapnya.
Meskipun tidak ada program percontohan atau uji coba menyeluruh, namun akan ada pelatihan khusus bagi guru-guru tertentu mengenai tata cara pengajaran dan penggunaan modul, yang nantinya akan diimbaskan oleh tim penyusun modul.
“Dengan persiapan yang komprehensif ini, Dispendik Surabaya yakin Bahasa Jawa Krama Inggil akan semakin hidup dan lestari di kalangan generasi muda Surabaya,” tukasnya. (*)