“Senang melihat sapi-sapi ini. Sesuai ekspektasi kami, ketika Pemkot Surabaya membeli sapi dengan harga yang ditentukan RPH, kami merasa ekspektasi masuk dan sesuai dengan kemampuan kami,” ungkapnya.
Di samping itu, Eri juga memberikan imbauan penting terkait proses pengemasan daging kurban dan kebersihan lingkungan. Ia berharap masyarakat tidak menggunakan plastik sekali pakai untuk mengemas daging kurban. “Plastik sulit didaur ulang, lebih baik menggunakan besek atau daun pisang,” tegasnya.
Selain itu, ia juga memohon kepada seluruh warga Surabaya agar tidak mencuci rumen (isi perut hewan kurban) di sungai, sekaligus menekankan pentingnya menjaga lingkungan.
“Sungai ini adalah salah satu sumber air yang dikelola oleh PDAM. Jika tercemar, pengelolaannya akan semakin sulit dan membutuhkan biaya besar. Kami mengharapkan kesadaran warga semuanya karena kita membutuhkan air PDAM yang bersih,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT RPH Surabaya Perseroda, Fajar A Isnugroho menjelaskan bahwa sebanyak 22 ekor dari Wali Kota Eri Cahyadi, ditambah sisanya dari PD yang diserahkan kepada RPH, sehingga totalnya sekitar 50 ekor. Sapi-sapi ini memang disiapkan untuk masyarakat Surabaya pada momen Iduladha 2025.
“Alhamdulillah sapi kurban sesuai, dari tingginya, beratnya, ada tanduk dan sebagainya,” kata Fajar.
Fajar juga mengungkapkan bobot sapi yang disediakan bervariasi, dengan yang paling besar mencapai 1,3 ton dan paling kecil 700 kg. Untuk mekanisme penyembelihan, Fajar menyebutkan ada sebagian yang dipotong di RPH, seperti pesanan dari Ormas Muhammadiyah dan NU yang sudah memesan slot jadwal pemotongan.
“Untuk pemotongan lainnya belum semuanya dipotong di RPH, kami masih menunggu arahan. Biasanya ada yang ke pondok pesantren, yayasan, warga, ada yang ke masjid dan sebagainya,” pungkasnya. (*)