Menurut Gus Barra, panggilan akrabnya Bupati Mojokerto, bahwa tokoh Semar, yang merupakan salah satu tokoh utama dalam pewayangan Jawa, dikenal karena karakternya yang jenaka, bijaksana, dan menjadi simbol kebijaksanaan serta pengasuhan.
Tokoh ini sering digambarkan sebagai sosok yang selalu tersenyum namun bermata sembab, yang melambangkan suka dan duka dalam kehidupan.
Diuraikan bahwa tokoh Semar juga dikenal sebagai penuntun makna kehidupan dan pemimpin bagi tokoh-tokoh pewayangan lainnya. Semar dikenal sebagai tokoh yang jenaka, bijaksana, dan menjadi contoh teladan bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Adapupun bentuk fisik Semar, khususnya tubuhnya yang bulat, melambangkan bumi, tempat tinggal umat manusia dan makhluk lainnya. Mata Semar yang sembab melambangkan suka dan duka dalam kehidupan.
Tokoh Semar sendiri berperan sebagai pengasuh dan penasihat para kesatria dalam kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana. Ia juga menjadi tokoh sentral dalam pewayangan dan pemimpin bagi ketiga tokoh pewayangan lainnya.
Gus Barra berharap hasil dari bedah buku jejak Semar di Mojokerto ini bisa disosialisasikan kepada masyarakat dan perlu digali lebih dalam lagi agar jejak tokoh semar di di Karang Kletak Mojokerto tersebut bisa dikemas menjadi obyek wisata budaya yang bisa memikat banyak pengunjung dan tentunya berimbas meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. (*)