Di Forum Bakti APEKSI, Eri Bahas Efektivitas dan Efisiensi Bekerja

Di Forum Bakti APEKSI, Eri Bahas Efektivitas dan Efisiensi Bekerja
Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Eri Cahyadi menghadiri forum Bakti APEKSI di Gedung Sasana Bhakti Praja, Jakarta, Selasa, (18/2/2025).

SURABAYA – Wali Kota Surabaya sekaligus Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI), Eri Cahyadi menghadiri forum Bakti APEKSI di Gedung Sasana Bhakti Praja, Jakarta, Selasa, (18/2/2025).

Dalam forum yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI) bersama APEKSI tersebut, Eri membahas soal efektivitas dan efisiensi bekerja hingga proposal visi-misi di hadapan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) se-Indonesia. Forum tersebut turut dihadiri oleh Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI, Bima Arya Sugiarto dan Direktur Eksekutif I APEKSI, Alwis Rustam.

Sebagai Ketua Dewan APEKSI Pengurus APEKSI, Eri Cahyadi ingin menyelaraskan pemikiran soal adanya efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah pusat.

Menurut Eri, adanya efisiensi anggaran sudah bukan hal baru bagi Pemkot Surabaya. Sudah dilakukan sejak tahun 2023.

Dijelaskan, di tahun 2023, ia sudah menerapkan kepada jajarannya untuk turun ke lapangan melakukan pelayanan di Balai RW. Mulai dari pelayanan administrasi kependudukan (Adminduk), perizinan, hingga membuka layanan pengaduan di Balai RW.

“Itu semua dikerjakan di Balai RW, tidak ada satupun yang dikerjakan di kantor. Dan saya semuanya (pelayanan) menggunakan aplikasi dan meminta seluruh RT/RW untuk mempelajari (aplikasi itu) sehingga ketika ada warga yang ingin mengurus adminduk tidak perlu ketemu kami di kantor kelurahan, dan itu terjadi sejak tahun 2023,” jelasnya.

Menurutnya, efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah pusat, itu selaras dengan program yang dijalankan oleh Pemkot Surabaya sejak tahun 2023. Karena yang diterapkan saat itu bukan sekadar soal efisiensi anggaran, akan tetapi efektivitas dan efisien dalam bekerja. Diterapkannya hal itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya dapat menghemat anggaran sampai dengan Rp 300 miliar.

“Penghematan sampai dengan Rp 300 miliar itu terkait dengan ATK (alat tulis kantor), listrik, air, dan semuanya. Karena kami tidak lagi seperti, misal rapat model pertemuan seperti ini, cukup menggunakan daring, itu sudah kami lakukan,” katanya.

Eri pun mengungkapkan, bahwa dampak diterapkannya efektivitas dan efisien dalam bekerja itu, Pemkot Surabaya berhasil menurunkan stunting hingga kemiskinan secara drastis dalam waktu tiga tahun. Karena, hasil dari penghematan anggaran tersebut, dialihkan untuk menangani stunting hingga kemiskinan di Surabaya.

Penulis: Wetly