PBSI, kata Wamenpora Taufik mengadopsi pendekatan berbasis sains dengan serangkaian tes tambahan. Hal ini untuk memastikan bahwa atlet yang terpilih memiliki kualitas terbaik secara menyeluruh. Baik dari segi teknik, fisik, mental, maupun daya pikir strategis.
Kemudian, Wamenpora Taufik menegaskan pula jika serangkaian seleksi dan tes tambahan bukan dimaksudkan untuk menyulitkan para atlet, melainkan untuk memastikan bahwa mereka benar-benar siap menghadapi persaingan global.
“Bulutangkis modern bukan hanya soal teknik pukulan, tetapi juga soal strategi, mental, daya tahan, dan disiplin. Menjadi atlet Pelatnas bukan hanya soal menang hari ini, tetapi juga tentang kesiapan menghadapi perjalanan panjang menuju level tertinggi dunia,” terang Wamenpora Taufik.
“Saya harap kalian (atlet yang seleksi) bisa membanggakan klub masing-masing, tetapi lebih dari itu, kalian bertanding untuk bangsa, untuk Merah Putih. Bawalah bulutangkis sebagai kebanggaan kalian,” tambah Menpora Dito.
Seperti diketahui, Seleknas PBSI 2025 digelar mulai 11-15 Februari. Total ada 13 klub dari seluruh Indonesia yang berpartisipasi dengan mengirim total 111 atlet berusia 19 tahun ke bawah dalam berbagai sektor.
Ada Djarum Kudus, DYS Candra Wijaya, Exist Badminton Club, Gideon Badminton ACD, Jaya Raya Jakarta, Mutiara Cardinal Bandung, PB AIC Bekasi, PB Power Rajawali, Pelatkot Tangsel, Pelatprov Jatim, Putra Mainaky, Tangkas, dan Taqi Arena. (*)