“Karena untuk meraih sebuah harapan itu harus menggunakan tiga konsep. Pertama, kita menggunakan metode yang tepat, Kedua, kita menggunakan orang yang tepat.Dan Ketiga, waktu yang tepat.Alhamdulillah, saya sudah tentukan strategi yang tepat waktunya, kemudian juga publikasikan apa yang saya bawa persoalan kemiskinan itu menyangkut kesejahteraan masyarakat. Alhamdulillah, saya mudah membentuknya di semua kabupaten dan kota, kemudian saya laporkan semua struktur kepengurusan, karena saya by data.Saya tidak mau terima data kepengurusan kalau itu hanya nama.Saya minta data kepengurusan.Nama, KTP, biodata jadi Alhamdulillah semua strukturnya sudah lengkap,” terang Isram.
Namun, Isram mengatakan, awalnya saat ditawari mengemban amanah itu, dirinya masih merasa ragu. Sebab, menurutnya PEKNAS tidak ada bedanya dengan banyak ormas lainnya.
“Jadi setelah saya pelajari, saya bilang tolong kirim ADRT-nya, saya pelajari dulu, tata tertib organisasinya, atau profil singkatnya seperti apa, visi besarnya seperti apa, apakah dia berafiliasi dengan partai atau tidak. Kalau dia berafiliasi dengan partai, saya pasti mundur. Tapi kalau dia independen, saya terima.Ternyata setelah saya pelajari, dia punya visi besar, yaitu orientasinya lebih ke penguatan ekonomi kerakyatan nasional,” tutur Isram yang juga pendiri sekaligus Direktur LSM FORMAT.
Menurut Isrma, setelah mempelajari baik ADRT maupun tata tertib organisasi PEKNAS, dia melihat ada kesamaan visi dan misi saat maju sebagai calon Bupati Parigo Moutong tahun lalu, yaitu pemberdayaan ekonomi kerakyatan melalui UMKM.
“Jadi menurut saya, Peknas itu bukan hanya ormas biasa, lebih spesifik penguatan kewirausahaan, yaitu ormas yang bergerak di bidang kewirausahaan. Bergerak di bidang pembinaan pemuda, ormas umumnya bergerak di bidang pembinaan masyarakat umum. Jadi Peknas itu lebih ke penguatan ekonomi kewirausahaan. Nah, di situlah tujuan calon bupati tahun lalu bertemu, yaitu mengangkat taraf ekonomi masyarakat miskin,” ungkapnya. (Rahmat Nur)