Pemerintah Dorong Potensi Besar Semikonduktor dan Artificial Intelligence

Berperan Penting dalam Pengembangan Teknologi

Pemerintah Dorong Potensi Besar Semikonduktor dan Artificial Intelligence

Seiring dengan hal tersebut, permintaan semikonduktor di dalam negeri juga meningkat. Untuk memanfaatkan potensi tersebut, Pemerintah telah menargetkan produksi EV roda empat sebanyak 600 ribu unit pada 2030, sementara produksi ponsel genggam serta tablet juga telah mencapai 40,2 juta unit pada 2022.

Di sisi lain, Indonesia masih sangat bergantung pada impor semikonduktor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Nilai impor diproyeksikan terus meningkat secara signifikan dan mencapai sekitar USD22,31 miliar pada 2045.

Saat ini, Pemerintah tengah menyusun roadmap ekosistem semikonduktor yang komprehensif dengan melibatkan berbagai stakeholders terkait. Roadmap ini diharapkan dapat menjadi acuan dan dasar penciptaan ekosistem industri semikonduktor ke depannya. Perkembangan semikonduktor dan AI juga membutuhkan sumber daya manusia (SDM) atau talenta digital yang terampil, namun jumlahnya saat ini masih sangat terbatas.

Respons terhadap fenomena tersebut diupayakan melalui penciptaan talenta terampil, yakni antara lain Pemerintah telah mengukuhkan kerja sama strategis dengan perusahaan-perusahaan digital, melalui kolaborasi melalui penyediaan beasiswa Career Certificates AI Essentials. Selanjutnya, akan dilaksanakan kemitraan lainnya dalam hal data analytic, cloud computing, serta network and cyber security.

Pemerintah juga sedang melakukan penjajakan kerja sama beasiswa dengan perguruan tinggi luar negeri seperti Arizona States University dan Purdue University di Amerika Serikat, serta melakukan program magang di bidang IC design dengan industri, pendanaan untuk riset pengembangan produk semikonduktor, serta penyusunan standar kompetensi kerja nasional SDM semikonduktor.

“Pemerintah melihat bahwa sektor digital dan AI menjadi kunci, dan kalau kita mau menjadi global supply chain, kita harus jumpstart. Indonesia harus menggunakan SDA atau resources kita sebagai leverage ke depan, kedua juga harus menggunakan leverage ekonomi digital dalam negeri, dan harus memperlihatkan kualitas sumber daya manusia kita terutama untuk back-office,” tutur Menko Airlangga. (din/ais)