Alissa Wahid Sebut Ada 5 Peran Nawaning yang Perlu Diterapkan di Zaman Sekarang

Alissa Wahid Sebut Ada 5 Peran Nawaning yang Perlu Diterapkan di Zaman Sekarang
Alissa Wahid saat berbicara dalam Halaqah Nawaning Nusantara di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu (11/1/2025)..(foto/nuonline)

Alissa menyampaikan bahwa setelah menikah, nawaning mendapat tambahan peran sebagai istrinya gawagis (para gus) dan akan memiliki peran untuk mewujudkan keluarga maslahah An-Nahdliyah yang kokoh serta kuat di dalam keluarganya.

“Mewujudkan keluarga maslahah An-Nahdliyah itu, kalau ada kekerasan maka pilarnya patah semua. Kalau ada kekerasan di keluarga atau di pesantren, pilar yang patah apa?” katanya. “Ya, zawajnya patah, mu’asyarah bil ma’ruf jelas patah, mana ada orang dipukuli pakai musyawarah, jelas tidak mungkin taradhin dan jelas tidak menghormati mitsaqan ghalidzhan-nya,” lanjutnya.

Menurutnya, jika fondasi keluarga maslahah An-Nahdliyah bolong-bolong akan menimbulkan kerusakan dalam kemaslahatan keluarganya.

“Fondasinya bolong-bolong ya muadalah-nya tidak dapat, mubadalah-nya tidak dapat, muawazanah-nya tidak dapat, gimana mau maslahah? Karena nawaning dan gawagis itu akan menjadi relationship goal bagi para santri,” ujar Alissa.

Sebagai penggerak masyarakat

Alissa mengatakan bahwa nawaning menjadi penggerak masyarakat, baik di pesantren maupun di luar pesanten, yang cakupannya lebih besar. “Kalau saat ini kita berbicara di pesantren, ayo sekarang mulai memunculkan diri di konteks dan cakupan yang lebih besar,” katanya.

 Sebagai advokat kebijakan

Alissa mengatakan bahwa dengan perkembangan zaman sekarang, nawaning berperan sebagai advokat kebijakan dalam melindungi santri dan pesantren melalui aturan serta kebijakan yang telah dibuat, contohnya menangani kasus kekerasan. “Kalau pemerintah membuat kebijakan untuk pesantren, ya kebijakannya harus sesuai dengan itu dijalankannya,” ungkap Alissa, di kutip dari NU Online. (ais)