Kediri  

Gedung Cakrawala Mandala UNP Kediri Tuai Protes: Warga Geram, Izin Dipertanyakan!

Gedung Tujuh Lantai UN PGRI Kediri Dikeluhkan Warga dan Minimnya Komunikasi

Gedung Cakrawala Mandala UNP Kediri Tuai Protes: Warga Geram, Izin Dipertanyakan!
Bangunan Gedung Cakrawala Mandala Universitas Nusantara PGRI Kediri mencapai tujuh lantai (foto: Moch Abi Madyan)

KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Pembangunan Gedung Cakrawala Mandala, gedung tujuh lantai milik Universitas Nusantara PGRI (UN PGRI) Kediri, mendapat kecaman dari warga Kelurahan Mojoroto. Warga menyoroti minimnya sosialisasi, ketidakjelasan izin, dan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Aktivitas konstruksi yang berlangsung hingga larut malam semakin memicu keresahan, terutama bagi lansia yang tinggal di sekitar lokasi pembangunan.

Sejumlah Warga RT 26 RW 08 mengungkapkan bahwa pihak kampus tidak pernah meminta persetujuan atau melakukan sosialisasi terkait pembangunan. Bahkan, warga tidak dilibatkan dalam proses perencanaan, baik melalui perangkat kelurahan maupun pengurus RT.

“Sejak awal, pembangunan ini tidak melibatkan izin atau persetujuan dari warga,” ujar PSD, salah satu warga, Jum’at 11 Desember 2024.

PSD juga mengeluhkan aktivitas pembangunan yang berlangsung hingga larut malam, bahkan menjelang pagi, sehingga mengganggu kenyamanan warga, terutama lansia yang rentan terhadap gangguan kesehatan akibat kebisingan.

Menurutnya, keluhan warga semakin memuncak ketika diketahui pekerjaan konstruksi sering berlangsung hingga larut malam, bahkan menjelang pagi.

Aktivitas tersebut, menurut PSD, sangat mengganggu kenyamanan warga, terutama para lansia yang rentan mengalami gangguan kesehatan akibat kebisingan dan kurangnya waktu istirahat di sekitar lokasi pembangunan gedung milik universitas tersebut.

Masih kata PSD, juga merasa bingung harus mengadu ke mana, karena baik pihak kampus maupun perangkat Kelurahan Mojoroto tampaknya lepas tangan atas proses pembangunan yang dimulai sejak 2023 itu.

” Adanya pembangunan ini kami bingung, harus mengadu kesiapa karena pihak kampus belum memberikan sosialisasi,” tegas salah satu pemuda asal Kelurahan Mojoroto.

Dodok, warga Gang 5, Kelurahan Mojoroto, mengeluhkan dampak negatif pembangunan gedung tujuh lantai UN PGRI Kediri, seperti ketiadaan kompensasi, gangguan kebersihan, polusi udara, dan terganggunya kenyamanan warga. Ia juga menyoroti pembongkaran gapura gang oleh pihak proyek untuk akses alat berat, yang semakin memicu kekecewaan warga.

Hingga kini, menurut Dodok, pihak kampus belum menunjukkan itikad baik atau menawarkan solusi konkret atas keluhan-keluhan tersebut. Bahkan menurut Dodok ketika dalam tahap pengembangan gedung dilakukan setiap malam hingga menjelang subuh.

“Kadang-kadang pekerja konstruksi bekerja sampai pukul 4 atau 5 pagi,” tambah Dodok, warga setempat.

Dodok menyoroti ketiadaan musyawarah maupun solusi dari pihak kampus dan Kelurahan Mojoroto terkait pembangunan gedung tujuh lantai yang dimulai sekitar Oktober-November 2023. Selain itu, belum ada kejelasan mengenai kapan proyek ini akan selesai.

Ia juga menekankan bahwa mayoritas warga Gang 5, Kelurahan Mojoroto, terdiri dari janda lansia yang hidupnya bergantung pada dukungan anak-anak mereka.

“Mayoritas warga di Gang 5 adalah lansia perempuan, sekitar 80–90 persen di antaranya janda berusia di atas 70 tahun,” jelas Dodok.

Sementara itu TJ, salah satu warga setempat juga menyampaikan bahwa warga sebenarnya mendukung pembangunan sebagai fasilitas pendidikan, namun komunikasi yang minim menjadi masalah utama.

“Setidaknya ada 15 rumah terdampak langsung, tapi tidak pernah diajak membahas izin atau kompensasi,” kata TJ.

Ia berharap pihak kampus segera memberikan kompensasi yang layak dan membangun kembali gapura gang sebagai bentuk tanggung jawab.

“Pembangunan gedung sebaiknya tetap dilanjutkan, tapi gapura harus segera dibangun kembali, dan kompensasi untuk warga terdampak harus diberikan,” ungkap TJ.

Untuk diketahui, sebelumnya ratusan mahasiswa UN PGRI Kediri memanas dan melakukan aksi protes dengan membakar ban di depan halaman kampus tersebut pada Senin 9 Desember 2024.

Mereka menuntut transparansi anggaran dan percepatan pembangunan Gedung Cakrawala Mandala, gedung belajar tujuh lantai yang disebut disinyalir mangkrak selama enam bulan terakhir.(*)