MAGETAN (WartaTransparansi.com) – Suhu politik dalam pemilukada Magetan kian memanas. Beragam cara bakal calon Bupati/Wakil dalam memperoleh simpati dan dukungan. Dan prediksi kekuatan para kandidat mulai hangat diperbincangkan di kalangan tokoh dan masyarakat Magetan.
Menurut Beni Ardi,pegiat politik dari LSM Magetan center terlalu dini saat ini untuk memprediksi kekuatan masing-masing kandidat. Namun Beni hanya dapat mengungkapkan basis dukungan ketiga kandidat tersebut. Misalnya,Cabup Nanik – Suyat. Menurutnya pasangan ini patut diperhitungkan kekuatan dukungannya.
Sebab Nanik adalah petahana yang tentu saja tingkat popularitas dan elektabilitas lebih tinggi dibanding kedua kandidat sainganya Sujatno dan Hergunadi. Selain itu Kang Suyat yang mendampingi Nanik sebagai Cawabup juga setidaknya memiliki basis dukungan masa lalu ketika Kang Suyat macung pada pilkada lalu yang dikalahkan oleh pasangan Suprawoto-Nanik (ProNa). “Jadi kmenurut saya lawan politik yang paling berat adalah pasangan Nanik-Suyat ” ujar Beni Ardi yang juga Direktur LSM MagetanCenter.
Sementara itu,basis dukungan Sujatno nampaknya masih mengandalkan mesin partai pengusung.Padahal menurut Beni bila menengok pengalaman masa lalu mesin partai politik baik pengusung maupun pendukung tak bisa dijadikan acuan kemenangan ” Ingat dulu prona hanya di usung 9 kursi saja bisa mengalahkan Gus Amek yang didukung banyak partai 26 kursi. Artinya peran besar adalah dukungan relawan yang diciptakan oleh cabup itu sendiri,” kata Beni
Mengamati pergerakan cabup Hergunadi, Beni belum melihat basis pendukungnya berada dimana selain dari pergerakan partai pengusung. Demokrat dan PAN .Dari hasil monitoring jaringan pegiat LSM Magetan Center yang berada di dalam kendalinya, Bacabup Hergunadi bermain mata dengan jajaran Kepala Desa yang dikenalnya selama menjabat sebagai sekda dan Plt Bupati Magetan.
Upaya menggerakkan dukungan melalui jaringan itupun menurut pengamatan Beni tidak efektif. ” Kita lihat saja nanti setelah ada penetapan calon dan masa kampanye ” ujar Beni mengakhiri bincang-bincangnya. (*)