MEDAN (Wartatransparansi.com) – Pelatih Pencak Silat Jatim, Karyono menyebut peta kekuatan di PON XXI Aceh-Sumut 2024 kian merata di berbagai daerah di Indonesia.
“Peta kekuatan terlihat lebih merata, terutama untuk nomor-nomor tanding. Kalau nomor seni atau TGR (tunggal, ganda, regu), kontingen Jabar, DKI Jakarta dan Bali tangguh, serta bisa muncul unsur subjektivitas dalam penilaian,” terang Karyono di GOR Veteran Medan, Senin (9/9/2024).
Dia mengatakan, pada PON XX Papua, kontingen-kontingen peraih emas pencak silat yakni Jabar enam emas, DKI Jakarta tiga emas, Papua dua emas, Kaltim dua emas. Selain itu Jateng, Jatim, Sumsel, NTT, Sumbar dan Bali, masing-masing satu emas.
Sementara pada PON XIX Jabar 2016, hasilnya adalah Jabar sembilan emas, DKI Jakarta empat emas, Jatim tiga emas, Bali tiga emas, Jateng dua emas, serta Sumbar, NTB dan DIY masing-masing satu emas.
Beberapa kontingen tidak mendapatkan emas di PON Jabar, tapi di PON Papua meraih simbol juara yakni Papua, Kaltim, Sumsel dan NTT.
“Jadi memang, yang perlu diwaspadai adalah Jabar, DKI Jakarta dan Bali. Di PON kali ini, kami yakin akan dapat emas,” jelas Karyono.
Lebih lanjut Karyono menjelaskan untuk laga berikutnya Ahmad Zein Fauzi menghadapi pesilat Riau yang mendapat by di babak awal. Karyono optimis Zein Fauzi akan bisa melewati rintangan Angger Putut di babak perempat final.
Diketahui, Saat melakoni laga di babak penyisihan, pesilat Jatim Ahmad Zein Fauzi yang bertanding di kelas H putra tampil perkasa. Zein, sapaan akrabnya, yang menempati sudut merah tidak terlalu mengeluarkan tenaga berlebih saat menghadapi pesilat Papua Barat Daya, Eki Saputra. Ia menang mutlak di angka 17-0.
Pada ronde 1, Zein mengawali laga dengan baik setelah pukulannya masuk dengan sempurna sehingga menghasilkan poin di angka 3-2. Tak butuh lama, Zein menambah pundi-pundi poin di ronde 1 dalam kurun waktu 3 menit tersebut.
Dalam tempo tiga menitan tersebut pesilat Jatim membuat lawan tak berkutik setelah bantingan sempurnanya menutup Ronde pertama di angka 6-2.
Pada ronde ke 2, Zein bermain taktis. Pukulan yang di kombinasi dengan tendangan dan bantingan membuat pesilat Papua Barat Daya, Eki Saputra tak berdaya.
Kesalahan pukulan yang mengakibatkan pengurangan nilai hingga minus nol dari dewan juri membuat penampilan Eki kian tak terkontrol.
Sebaliknya Zein tampil percaya diri di sisa ronde 2. Bantingan dan tendangan yang sempurna membuat pesilat Papua Barat Daya tersebut seakan memberi tanda menyerah. Terbukti hanya dalam waktu singkat tersebut laga di akhiri dengan kemenangan mutlak 17-0. (*)