SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Dampak atas keputusan Airlangga Hartarto meninggalkan pucuk pimpinan DPP Partai Golkar yang tiba-tiba bak bola liar yang sedang bergulir di dunia perpolitikan tanah air. Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdussalam menilai apa yang terjadi saat ini penuh misteri.
“Banyak ruang gelap yang tidak bisa kita jangkau dan bisa kita dengan jelas dan terang. Saya juga tidak tahu alasan pastinya. Apalagi pengunduran diri pak Airlangga dari partai Golkar ini terkesan mendadak sekali. Namun, jika melihat cara beliau pamit, sepertinya beliau tidak merasa tertekan dan tidak terpaksa. Legowo sekali atas dasar kesadaran sendiri,” katanya.
“Tentu saja banyak spekulasi yang bisa diajukan. Saya menduga ada hal besar yang terjadi dibalik ini semua. Termasuk ada deal besar yg dilakukan dengan pihak tertentu terkait dengan regenerasi kepemimpinan Golkar ke depan,” tambah Surokim.
Dia mengakui pihaknya hanya bisa menduga saja kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Kondisi ini baru bisa dipahami oleh semuanya dengan terang kalau sudah munaslub digelar. “Sehingga menjadi terang ada apa dibalik semua ini,” ungkapnya.
Yang hanya bisa disampaikan Surokim bahwa Golkar itu partai besar dan mapan. Tentu saja tidak gampang seseorang melepas jabatan mentereng sebagai Ketum partai ini. Justru selama ini orang akan berusaha mati-matian mempertahankan jabatan tersebut.
“Nah case ini lain, saya amati beliau (Airlangga) legowo sekali. Makanya saya duga ada deal lain dilevel elit yang kita nggak tahu. Kita lihat ya nanti. Saya amati memang elegan sekali beliau pamitnya, tak nampak ada keterpaksaan dan tekanan. Saya pikir ini kesadaran beliau sendiri yang bosan jadi Ketua. Dirinya juga melihat dinamika kebutuhan Golkar untuk regenerasi. Untuk siapa dan ada agenda apa kita tidak tahu pastinya. Namun, pilihan mengundurkan diri sebelum pendaftaran pilkada ini benar-benar mengagetkan dan penuh misteri,” tutupnya.
Isu lain yang beredar, kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikaitkan dengan mundunya Airlangga Hartarto. Bahkan, muncul isu yang mengungkapkan bahwa Jokowi nantinya akan mengisi Dewan Pembina Golkar.
Namun, Ketua DPP Partai Golkar, Ace Hasan Syadzily membantah isu tersebut. Dia menegaskan tidak ada pembahasan terkait isu tersebut. “Tidak ada bicara seperti itu ya,” kata Ace kepada wartawan di Kantor DPP Partai Golkar.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, enggan berkomentar ataupun berspekulasi terkait isu tersebut. “Ini kan saya kira, dengan mundurnya Pak Airlangga Hartarto ini kan sesuatu yang buat kami mengagetkan juga, mengejutkan juga, jadi kami belum mau membicarakan tentang atau berspekulasi nanti seperti apa,” kata Doli.
Menurutnya, yang terpenting saat ini, dengan mundurnya Airlangga tak semata-mata membuat roda organisasi Partai Golkar menjadi berhenti. Oleh karena itu, saat ini Golkar hanya akan berfokus untuk menggelar rapat pleno demi menentukan siapa yang akan mengisi posisi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum.
Sebelumnya, Jokowi sempat menanggapi dengan santai isu dirinya yang disebut-sebut akan menjadi Ketua Umum Partai Golkar. “Saya sementara ini ketua Indonesia saja,” kata Jokowi kepada wartawan.9
Airlangga Hartarto terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) di Hotel Rizt Carlton. Jakarta pada tahun 2019. Harusnya masa jabatan Airlangga akan berakhir pada Desember 2024. (sam/min)