Opini  

Pilkada Sumenep 2024, di Antara Doa dan Kutukan

Pilkada Sumenep 2024, di Antara Doa dan Kutukan

Menjelang pemilihan kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kab. Sumenep, sejumlah politisi dari berbagai parpol pengusung mulai mencari simpati DPP untuk mendapatkan rekom maju sebagai Kandidat Bacabup dan Bacawabup 2024.

Banyaknya kandidat partai sudah mulai menebar pesona dengan menyebar famplet dan banner di sepanjang jalan, bahkan mereka sudah mulai mendaftar di sejumlah parpol untuk mendapatkan rekom dari partai.

Berbeda dengan partai PDI-Perjuangan yang mampu mengangkat kadernya sendiri, karena memiliki banyak kursi di parlemen sebagai anggota DPRD Kab. Sumenep, oleh karenanya, parpol PDI-P maju sebagai kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati Kab. Sumenep 2024.

Dalam periode ini, Bupati Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH,MH sebagai kader partai yang menjadi primadona di Kab. Sumenep yang digadang-gadangkan bakal maju menuju Pilgub Jatim 2024

Namun, isu itu tidak berkembang pesat, setelah Khofifah Indar Parawansyah santer diberitakan untuk tetap menggandeng Emil Dardak maju untuk melanjutkan Gubernur 2024.

Achmad Fauzi kembali diviralkan maju di kontes pilkada 2024 untuk melanjutkan programnya, namun publik bertanya, apakah Achmad Fauzi tetap bertahan menggandeng H.Dewi Khalifah SH, MH atau harus berpisah karena kebijakan partainya.

Masyarakat mulai bingung untuk menentukan sikap antara keterpihakan kepada incumbent atau memilih paslon perubahan, namun sejatinya masyarakat sudah bisa menilai yang terbaik sesuai dengan pilihan.

Ada banyak kader perubahan yang mulai muncul sebagai Bacabup dan Bacawabup yang sudah mulai mendaftar di parpol politik, nama yang santer diberitakan sebagai kandidat calon perubahan, adalah KH. Ali Fikri A. Warist, Abdul Hamid Ali Munir, Faisal Mukhlis, Suharinomo, RB. Moh. Faisol Sadamih, S.Sos, KH. Unais Ali Hisyam, Nurfitriyana Busyro Karim, Hj. Dewi khalifah, Hilman Dali Kusuma, dll.

Sejumlah nama di atas sudah dinyatakan resmi mendaftar di parpol pengusung untuk maju sebagai pasangan calon Bupati dan wakil Bupati Kab. Sumenep menuju perubahan, namun masyarakat kab. Sumenep, masih menduga kuatnya pertahanan Achmad Fauzi Wongsojudo memimpin Kab. Sumenep 2024-2029.

Alasan mereka adalah kekuatan parpol PDI-P sebagai peraih kursi terbanyak di pemerintahan legislatif dalam pemilihan anggota DPRD Sumenep 2024-2029, hal ini membuktikan perhatian masyarakat terhadap partai berlogo banteng tersebut.

Diakui, kekuatan pengusaha sulit terkalahkan dengan figur muda bertalenta atau pun berwibawa, dan masyarakat sudah mulai tidak melihat figur dalam berpolitik mereka sudah melihat kepada kekuatan financial politik untuk meraih suara terbanyak.

Sudah lazim, kekuatan politik ada kepada kekuatan berbagi kontribusi terhadap masyarakat untuk mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya, maka tak heran jika pilkada akan dimenangkan oleh pengusaha yang kuat dan tajir bukan kepada kewibaan dan figur.

Namun, masyarakat sudah mulai menyadari perlahan, kalau ternyata banyaknya kecurangan yang dilakukan oleh panitia pemilihan dari berbagai tingkatan, baik di Panitia TPS, KPPS, PPK, sampai kepada banyaknya  kecurangan di KPU.

Melihat hal ini, masyarakat sudah mulai jenuh dan bosan dengan adanya pemilihan baik legislatif maupun eksekutif, karena pemenangnya sudah diketahui sebelum dilakukan pemilihan, inilah yang saya maksudkan, bahwa pemilihan itu ada di antara doa dan kutukan.

Kemenangan itu nyaris terjadi bukan karena ketokohan atau figur kandidat paslon, tapi karena adanya kekuatan yang membekingi di belakang layar, tentu semuanya sudah tahu, dan untuk lebih jelasnya mungkin pak Bupati Kab. Sumenep, H. Achmad Fauzi Wongsojudo, SH.MH yang tahu bagaimana untuk memenangkan pilkada di tahun 2024 ini. (Faishol ER)