Opini  

Mencoba Menjadi Perangkat Politik yang Fair Play

Mencoba Menjadi Perangkat Politik yang Fair Play
Fachri M Kresna Adinegara

Fachri M Kresna Adinegara (Aktivis Tinggal di Sidoarjo)

TAHUN 2024 sebagai pertaruhan gengsi para kandidat Capres Cawapres tinggal menghitung hari, menuju pencoblosan 14 Februari 2024. Setidaknya, dalam momen 45 hari sebelum pencoblosan merupakan pertarungan untuk memaksakan menyamakan persepsi politik meraih kemenangan.

Tiga kandidat usai ditetapkan sebagai pasangan capres-cawapres oleh KPU dan lolos verifikasi, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) mengusung misi “Perubahan” dalam segala aspek pemerintahan untuk mengembalikan kedaulatan rakyat yang telah dirampas penguasa.

Sedang nomor urut 2, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka mulai bermetamorfosa sebagai duplikat mengklaim melanjutkan keberhasilan rezim Jokowi. Kalau Ganjar Pranowo – Mahfud MD mengusung konsep demokrasi yang berkualitas, berkeadilan, berkepribadian, pemerataan, digitalisasi, mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau dan biru, serta peningkatan peran Indonesia dalam mewujudkan tata dunia baru.

Secara subyektif, apa yang dijanjikan para kandidat Capres Cawapres dalam visi dan misi tidak keluar dari persoalan ekonomi, insfratruktur, energi terbarukan, lingkungan, reforma agraria, kesehatan, pendidikan, hukum dan HAM, pemberantasan dan pencegahan korupsi, serta pro-kontra perpindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Apapun yang telah menjadi kesepakatan dan pemahaman visi dan misi sebagai syarat oleh KPU dan sudah memasuki masa kampanye dan debat capres cawapres, sebetulnya masyarakat dan rakyat Indonesia sudah bisa membau, merasakan dan menjadi obyek demokrasi Pilpres, Pileg dan pemilihan senator yang memberikan reaksi, Pemilu serentak yang digelar oleh KPU dan Bawaslu sudah sesuai regulasi serta peraturan perundang-undangan.