banner 728x90

Lantik PMI Sumenep, H. Imam Utomo S : Tugas PMI Semakin Berat

Lantik PMI Sumenep, H. Imam Utomo S : Tugas PMI Semakin Berat
PMI SUMENEP DILANTIK : Ketua PMI Provinsi Jawa Timur menandatangani naskah pelantikan PMI Sumenep di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Kamis (21/12/2023)

SUMENEP (Wartatransparansi.com) – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur H. Imam Utomo S menegaskan, tantangan PMI kedepan tidak ringan malah sebaliknya akan semakin berat.

Bencana itu datang sewaktu waktu dan bukan hanya gunung meletus, tanah longsor atau banjir melainkan kekeringan dimusin kemarau panjang yang berdampak pada krisis air bersih seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Hal tersebut diungkap Imam Utomo ketika melantik Dewan Kehormatan dan Pengurus PMI Kabupaten Sumenep masa bhakti 2023-2028, di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Kamis (21/12/2023).

Tugas PMI Sumenep juga semakin tinggi menyusul kegiatan pelabuan yang semakin tinggi dimana intensitas kerawanan seperti kecelakaan kapal. Ini semua memerlukan kesiapsiagaan relawan relawan yang mahir dan professional.

Lalu apa tugas PMI, saya kira pengurus sudah tahu semua. Jadi tidak perlu saya jelaskan panjang lebar disini. Buka saja lima tugas pokok dan tugas tambahan yang semuanya ada dalam undang undang No.1/2018. Silahkan buka buku dan baca undang undang itu,” tegas mantan Gubernur Jawa Timur dua periode itu.

Terpenting adalah menejement darah. Imam Utomo memuji pengelolaan darah melalui UDD dimana selama ini PMI Sumenep baik baik saja. Ini hendaknya dipertahankan.

Di Jawa Timur baru ada 4 UDD yang oleh BPOM diaggap baik. Sedangkan PMI Jawa Tiumur ingin ada tambahan 4 UDD lagi yang terakriditasi.

Dalam kesempatan memberikan arahan kepada dewan kehormatan dan pengurus yang baru dilantik, Imam Utomo terus menggaungkan bahwa setiap daerah harus memiliki sedikitnya 50 relawan yang terferifikasi. Mereka harus siap digerakkan sewaktu waktu dalam penanganan bencana.

Dalam penanganan bencana, tugas PMI itu membantu Pemerintah daerah dalam menangani setiap terjadi bencana dan enam jam setelahnya harus sudah berada di lokasi.

Imam Utomo menjelaskan, di musim kemarau panjang tahun 2023 dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur terdapat 19 kabupaten mengalami krisis air bersih. PMI Jawa Timur juga telah menerjunkan tangki tangki air untuk mendistribusikan air bersih ke masyarakat bekerjasama dengan PMI setempat dan BPBD.

Imam Utomo juga mengingatkan ditahun politik dewan kehormatan dan pengurus untuk tidak membawa PMI ke ranah politik. Boleh saja berpolitik, tapi yang ngaleg agar berpamitan dulu. Ambulance PMI juga tidak perlu ikut dalam konvoi. Dalam tugas kemanusiaan ambuilance cukup berada diluar ring satu.

Terima kasih kepada Bupati beserta jajarannya serta  Forkopimda yang telah menjalin kerja sama dengan PMI untuk kegiatan kemanusiaan, sehingga sinergitas itu terus terjaga demi Kabupaten Sumenep.

Sementara Ketua PMI Kabupaten Sumenep Edy Rasiyadi mengatakan, Kabupaten Sumenep yang wilayahnya meliputi daratan dan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat besar, tentu saja membutuhkan banyaknya dukungan dari berbagai pihak.

“PMI Kabupaten Sumenep berusaha bekerja maksimal dalam melayani masyarakat, seperti menyediakan kebutuhan darah serta kegiatan kemanusian, salah satunya memberikan bantuan air bersih bersama PMI Jawa Timur  kepada daerah yang mengalami kekeringan,” tuturnya.

PMI Kabupaten Sumenep dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berencana membuka klinik, sehingga diharapkan dukungan Bupati dan jajarannya untuk merealisasikan pembangunannya.

“Pembangunan klinik sebagai salah satu sarana memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” pungkasnya. (min)