Nah, pada saat penilaian lomba ini, tim penilai ini langsung terjun melihat produksi paving di rumah padat karya, melihat pemasangannya hingga melihat jalan yang sudah dipasangi paving itu. Bahkan, tim penilai itu juga sempat mewawancarai para pekerja yang awalnya tidak punya pekerjaan dan saat ini dapat penghasilan hingga Rp 4 juta – Rp 5 juta.
“Setelah melihat semuanya, mereka meyakini bahwa penanganan jalan lingkungan di Surabaya tidak hanya overlay, tapi juga melalui padat karya dan mereka menilai terobosan ini patut dicontoh daerah lainnya di Indonesia. Bahkan, mereka menilai ini yang berbeda dibanding daerah lainnya, makanya kemudian kita juara 1 untuk tingkat kota,” katanya.
Lilik memastikan penghargaan ini akan semakin memicu semangatnya dan anak buahnya untuk terus konsen dan fokus dalam menangani berbagai permasalahan jalan, baik terkait dengan kerusakannya maupun terkait dengan berbagai masukan dari masyarakat tentang jalan-jalan yang rusak.
“Selain itu, alhamdulillah kita dapat bantuan berupa proyek perbaikan jalan senilai Rp 40 miliar. Nanti kita akan berkoordinasi lebih lanjut jalan mana saja yang akan kita perbaiki karena nanti juga akan disesuaikan dengan rencana pemkot di tahun depan,” tukasnya. (wt)