Sepanjang Tahun 2023, Dinkes Surabaya Tangani 81.903 Pasien Kasus TBC

Sepanjang Tahun 2023, Dinkes Surabaya Tangani 81.903 Pasien Kasus TBC
Estimasi suspek (suspect) kasus tuberkulosis (TBC) di Kota Surabaya sebanyak 60.804 pasien di tahun 2023. Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) sudah menangani 81.903 pasien.

“Data masih dinamis karena masih ada yang belum tutup pengobatan, masih terus kawal dan monitor hingga akhir Desember 2023,” ujarnya.

Penemuan kasus TBC yang terbilang tinggi di Kota Surabaya ini dikarenakan Dinkes Kota Surabaya aktif melakukan skrining. Selain itu, Kota Pahlawan juga menjadi kota rujukan atau pusat akses layanan kesehatan di wilayah Surabaya Raya maupun di wilayah Indonesia bagian timur.

“Karena akses pelayanan kesehatan di Surabaya yang memadai tentu itu tujuan untuk akses layanan kesehatan sehingga penemuan kasus juga tercatat menjadi temuan kasus Kota Surabaya. Oleh sebab itu, kami juga memetakan kasus itu berbasis wilayah supaya pengendalian ini bisa dikawal,” terang dia.

Harapannya, dengan masifnya skrining TBC di Kota Surabaya  dapat menemukan kasus tersebut sedini mungkin dan dapat segera diobati. Pengobatan TBC juga diberikan secara gratis, serta disupport dengan transportasi untuk kasus TBC Resisten Obat dalam mengakses layanan.  Sebab, eliminasi TBC menjadi tugas bersama antara Pemkot Surabaya dengan jejaring kemitraan.

“Dalam upaya percepatan eliminasi TBC, kami melibatkan seluruh unsur baik pemerintah, swasta, institusi pendidikan, CSO atau komunitas, sampai dengan media untuk mengedukasi pentingnya melakukan pencegahan TBC,” katanya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Bhanu Yasa Sejahtera (Yabhysa) Peduli TBC, Siti Maslamah mengatakan, pihaknya bersama Pemkot Surabaya telah membahas analisa situasi TBC, perkembangan jejaring layanan TBC di fasilitas kesehatan pemerintah-swasta berbasis kabupaten/kota atau District-Based Public-Private Mix (DPPM), dan kaitannya dengan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) kesehatan terkait indikator TBC.

“Ada pernyataan bersama antara pihak legislatif, komunitas dan pemangku kepentingan jejaring DPPM terkait perkembangan dan upaya kolaborasi penanggulangan TBC,” katanya. (*)