Ekbis  

Didik Suhardi : Tumbuhnya Koperasi adalah Bangkitnya Wirausaha Berwawasan Sosial

Didik Suhardi : Tumbuhnya Koperasi adalah Bangkitnya Wirausaha Berwawasan Sosial

JAKARTA (Wartatransparansi.com)  – Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi menyakinkan bahwa narasumber-narasumber yang hadir dalam Seminar Nasional Replikasi Sukses UMKM dan Koperasi Bagi Wirausaha Perempuan dan Pemuda Indonesia di Gedung Heritage Kemenko PMK, Senin (27/11/2023) adalah sumber inspirasi.

“Mereka adalah contoh contoh sukses Gerakan Indonesia Mandiri lewat UMKM dan koperasi. Para pembicara ini bisa dijadikan sumber acuan untuk membangkitkan semangat wirausaha. Mereka bisa menjadi inspirator, menjadi motivator sekaligus fasilitator dan terakhir menjadi provokator untuk menjadi orang hebat di Indonesia,” terang Didik saat memberikan pidato penutupan seminar tersebut.

Untuk itu Didik berharap hasil dari seminar ini akan memperperbanyak koperasi-koperasi yang sukses. Karena salah satu indikator Gerakan Indonesia Mandiri dalam program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) adalah koperasi.

“Kenapa koperasi, karena koperasi adalah soko guru perekonomian dan punya undang-undang. Kalau sekarang ada masalah dengan koperasi, itu adalah masalah person, masalah SDM dan integritas yang memang harus dibenahi. Tapi untuk membangun Indonesia yang bergotong royong yang bekerja sama, maka Insya Allah kita semangat kembangkan koperasi bersama-sama,” ungkap Didik.

Koperasi di Indonesia ada sekitar 120 ribuan yang aktif atau sekitar sekitar 50 persen dari koperasi yang tercatat di Indonesia. Namun, jelas Didik, dengan kesadaran bahwa kita tidak bisa hidup sendiri maka dengan semangat social entrepreneurship diharapkan cita-cita Indonesia Emas 2045 menjadi negara yang maju tercapai.

“Maka kita berharap akan terbangun entrepreneur-entrepreneur sosial dalam hal ini saya berharap pada pemuda, semoga tercapai cita-cita Indonesia. Sebab saya baca dari kajian Universitas Indonesia, potensi Indonesia Emas bisa gagal kalau kita tak bisa meningkatkan pertumbuhan di atas 17 persen. Atau kita meningkatkan peran ekonomi pemuda harus 40 persen, tanpa itu berat,” terang Didik.

Dia berharap agar Gerakan Revolusi Mental tidak terhenti di masa Presiden Jokowi, namun akan dilanjutkan presiden selanjutnya.

Defisit Karakter Kolaborasi
Sebelumnya, saat memberikan tanggapan, Anggota Tim Ahli Gugus Tugas Nasional (GTN) GNRM Tri Mumpuni menekankan pentingnya bisnis sosial seperti yang disimpulkan Didik Suhardi.

Menurut Tri Mumpuni Indonesia ini perlu menekankan social business yang tidak hanya mengejar keuntungan semata.