Menko PMK menegaskan bahwa, migrasi otak merupakan ancaman utama dalam upaya untuk mewujudkan Indonesia Maju. Karenanya, perguruan tinggi harus bisa menciptakan peluang di daerah-daerah yang dapat dimanfaatkan oleh para SDM usia produktif di daerah, sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan serta dapat memberikan peluang generasi usia produktif dapat terserap pada dunia kerja. Sehingga setiap persen angka pertumbuhan ekonomi mampu menyerap lebih banyak Angkatan kerja.
“Ancaman paling berbahaya dalam memeratakan Indonesia adalah _brain draining._ IPB perlu menginisasi program vokasi yang cocok di daerah terutama di wilayah seperti Papua. Karena yang kita khawatirkan bila mereka berniat pergi maka tidak akan kembali ke daerah, malah ke tempat lain dan tidak membesarkan daerah,” ungkapnya.
Kemudian, Menko Muhadjir menyatakan, pemerintah daerah juga perlu terlibat dalam menyediakan lapangan kerja bagi penduduk usia produktif dengan memanfaatkan dana desa dan program padat karya dana desa. Dalam jangka waktu panjang diharapkan desa bisa mencapai ketahanan pangan, _zero hunger, zero poverty,_ dan tidak ada pengangguran.
“Dana desa harus diupayakan menyangga, menjadi barrier jangan sampai terjadi arus angkatan kerja di desa jangan sampai menuju ke kota terutama yang muda,” ucapnya.
Sebagai informasi, kegiatan Sarasehan Nasional IPB University dihadiri oleh Sekjen Dewan Energi Nasional RI Djoko Siswanto, Direktur Bio Energi Kementerian ESDM Edi Wibowo, Direktur Pengendalian Kerusakan Lahan KLHK Edi Nugroho Santoso, Wakil Rektor 1 Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University Deni Noviana, Dekan Pascasarjana IPB University Dodik R. Nurrochmat, Ketua Umum Forum Mahasiswa Pascasarjana IPB University Very Surya Hendrawan, dan para civitas akademika mahasiswa pascasarjana IPB University. (*/ANO)