“Kita akan fokuskan lagi, karena kita koordinasikan dengan Baznas provinsi, kita evaluasi juga bagaimana dengan hal yang seperti ini. Yang pasti, bukan hanya tebus ijazah saja, tapi membantunya warga miskin yang ada di Kota Surabaya apa yang menjadi kendalanya, kita akan bantu,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Baznas Kota Surabaya Moch Hamzah mengatakan, di HUT ke-2 kali ini, Baznas Kota Surabaya akan terus melakukan penguatan kelembagaan, infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM) dan jaringan. Selain itu, juga akan ada beberapa program lanjutan, mulai dari kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Hamzah menerangkan, di bidang kesehatan ada program prioritas yakni penurunan prevalensi stunting dan peningkatan gizi balita. Sedangkan di bidang ekonomi, yakni penguatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di kalangan anak-anak muda.
“Oleh karena itu, Baznas Surabaya yang hari ini kita pendapatannya kurang lebih Rp 33,4 miliar per Oktober 2023, kita diamati pada saat Rakornas dan Rakorda Baznas itu Rp 60 miliar,” kata Hamzah.
Hamzah mengungkapkan, per Oktober 2023, Baznas Kota Surabaya telah menyalurkan Zakat, Infak, Sedekah, dan Dana Sosial Keagamaan Lainnya (ZIS-DSKL) kurang lebih senilai Rp 32,4 miliar dari pendapatan Rp 33,4 miliar tersebut.
“Saat tersisa Rp 1 miliar, bulan depan akan kita maksimalkan. Ada yang untuk kegiatan rutin, ada yang insidentil, tentu kita punya standar operasional yang kita koordinasikan selalu dengan pemerintah kota,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, ke depannya akan ada program bantuan biaya pendidikan pondok pesantren di Kota Surabaya. Di Peringatan Hari Santri 2023, ada 186 santri dari 13 pondok pesantren di Kota Surabaya yang mendapatkan program bantuan.
“Selain beasiswa pendidikan umum, pondok pesantren ini harus kita support juga karena mereka warga Surabaya yang berhak mendapatkan zakat. Bukan hanya santri, termasuk ustadnya juga kita beri insentif,” pungkasnya. (*)