Selasa, 17 September 2024
28 C
Surabaya
More
    LapsusMenuju Pilpres 2024Gibran Cawapres, Gus Hans Menilai Isu Dinasti di Negara Demokrasi Tak Relevan

    Gibran Cawapres, Gus Hans Menilai Isu Dinasti di Negara Demokrasi Tak Relevan

    SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Tampilnya Gibran Rakabuming Raka sebagai bakal calon wapres mendampingi bacapres Prabowo Subianto mengundang banyak tanggapan pro dan kontra karena melihatnya dalam sudut pandang yang berbeda.

    Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) berkomentar, Gibran adalah wujud demokrasi yang sesungguhnya, karena tidak membatasi partisipasi anak muda di kepemimpinan nasional.

    Tidak ada kata lain selain alhamdulillah terpilihnya sosok anak muda yang bisa berkontestasi untuk membangun negeri ini. Saya terima kasih kepada Pak Prabowo yang telah mempercayakan anak muda sebagai pendampingnya, dan ini bisa menyehatkan kehidupan berpolitik di Indonesia, terutama kepada anak muda.

    “Ada optimisme bahwa siapapun, dalam usia berapa pun, asal dia matang, dia memiliki hak yang sama dalam membangun negeri ini,” kata Gus Hans dalam keterangan tertulis, Senin (23/10/2023).

    Gus Hans memandang Gibran sebagai anak muda yang menginspirasi. Dia pun tidak sepakat jika majunya Gibran di Pilpres 2024 dicap dinasti politik.

    “Saya melihat Mas Gibran adalah sosok anak muda yang bisa memberikan inspirasi bagi anak muda yang lain. Bangsa ini akan semakin matang, tidak terjebak dalam politik dinasti atau apapun istilahnya yang membuat orang itu atau satu orang tidak memiliki kesempatan yang sama dengan orang lain. Artinya siapapun mereka berhak mendapatkan perlakuan dan hak yang sama dalam kehidupan berpolitik. Sehingga siapapun bisa, mau anaknya petani, presiden, tentara, PNS, dan sebagainya memiliki kesempatan yang sama,” ujarnya.

    Soal isu dinasti politik, Gus Hans menjelaskan Indonesia adalah negara demokrasi yang menerapkan sistem pemilihan umum (pemilu) dalam memilih pemimpin. Sementara dinasti politik, artinya penunjukkan pemimpin yang tidak dilalui proses pemilihan umum atau ditentukan sepihak.

    “Tidak relevan kita bicara politik dinasti di negara demokrasi, kecuali kita tinggal di Korea Utara yang (kepemimpinannya-red) habis dari bapaknya ke anaknya tanpa proses pemilihan dan ditentukan sendiri, itu bisa jadi politik dinasti. Di Singapura, di Kanada, PM (perdana menteri)-nya kan juga mantan anak Presiden,” jelas Gus Hans.

    Di negara yang mengklaim dirinya paling demokrasi, contohnya Amerika, itu ada George Bush dan George W Bush. Apa lalu dicap sebagai politik dinasti? Ya nggak lah, kecuali tidak ada proses pemilihan. Kita fair-fair-an saja, berapa banyak anak dari politisi, pemimpin negara tidak bisa meneruskan kebaikan yang dilakukan orang tuanya? Yang justru gagal mencapai karier karena narkoba dan sebagainya.

    “Kalau misalnya ada orang tua yang baik dan dilanjut dengan hal-hal baik oleh anaknya, kan malah bagus,” kata Gus Hans

    Gus Hans kemudian menyampaikan rasa senangnya terhadap ketiga pasangan bakal calon presiden dan wapres 2024. Dia menyebut masing-masing pasangan calon memiliki darah Nahdlatul Ulama (NU).

    “Berikutnya saya melihat, saya sebagai nahdliyin merasa senang, gembira karena ketiga calon dari kontestan semua memiliki darah NU, keikatan ke-NU-an yang sangat kuat. Di Anies ada Cak Imin atau Muhaimin yaitu NU dzurriyah, Mas Ganjar ada Mahfud MD yang menurut saya NU intelektual, dan ketiga Mas Gibran NU kultural yang kesehariannya menggunakan amaliyah 2 NU, dan mungkin belum terlibat dalam aktivitas secara struktural. Jumlah kultural jauh lebih banyak daripada jumlah struktural,” ungkap Gus Hans.

    Terakhir, Gus Hans mengucapkan selamat kepada para peserta Pilpres 2024. Dia harap Pilpres 2024 membawa angin segar bagi politik dan ekonomi bangsa.

    “Selamat untuk ketiga calon ini karena mereka melibatkan warga nahdliyin untuk berkontestasi, jadi warga NU tidak perlu bingung-bingung milih siapa. Mudah-mudahan tidak ada lagi isu-isu tentang SARA, isu-isu tidak penting, isu-isu yang sudah menjadi keputusan ikrah. sehingga kita fokus ke depan, mudah2an kampanye lancar, pelaksanaan pilpres membawa angin segar bagi perpolitikan dan ekonomi Indonesia,” pungkas Gus Hans. (*)

    Reporter : amin/samuel

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2023 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan