Oleh: Anwar Hudijono
Andaikan rakyat Jalur Gaza, Palestina saat ini berteriak “mata nasrullah” (kapan datang pertolongan Allah, sangat bisa dipermafhumi. Karena kondisi mereka lebih kurang miriplah dengan kondisi ketika Rasul dan orang beriman meneriakkan kalimat demikian sebagaimana dinukilkan di Quran Al Baqarah 214.
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
Boleh dibilang rakyat Jalur Gaza saat ini menghadapi cobaan atau ujian level tiga.
Terinspirasi ayat di atas level satu adalah “ba’sau atau kemelaratan. Level kedua “dhararau” atau penderitaan. Ini level Nabi Ayub. “Rabbi anni massaniya dburru wa anta arkahmu ramhimin, ” kata Ayub. (Quran Al Anbiya 83).
Adapun level tiga adalah “zulzilu” atau guncangan. Artinya banyak ujian yang bertubi-tubi.
Betapa tidak bisa disebut “zulzilu”. Diembargo zionis Israel tanpa makanan, air bersih, listrik, fasilitas hidup. Ameng – ameng nyawa. Kapan saja di mana saja bisa saja bom Yahudi membakar atau melumatkan. Peluru serdadu Zionis siap mengoyak jantungnya.
Di tengah deraan derita dan kegetiran hidup, mereka pantang menyerah terhadap Zionis. Pelbagai tawaran menggiurkan tak juga membuat air liurnya meleleh seperti es lilin kejemur.
Kuncinya mereka memiliki landasan spiritual yang kokoh. Yang pertama sekali, ridha atas ketetapan Allah.
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah”
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 22)
Kedua, ujian itu, termasuk jihad fi sabilillah betapapun beratnya adalah pintu mendapat ampunan dan surga. Dan mereka menghadapinya dengan sabar.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kamu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 142)
Dan orang yang sabar itulah colon penghuni surga. Maka untuk sabar itu ya tidak mudah. Surga itu memang luar biasa. Dan pasti mencapainya tidak bisa dengan cara biasa-biasa, ala kadar, ibadah pas bandrol.
“(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu;”
(QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 23)
“(sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.”
(QS. Ar-Ra’d 13: Ayat 24)
Perjuangan rakyat Palestina yang dilandasi spiritual Al Quran di atas pasti tidak sia-sia. Saya yakin seyakin- yakinnya Allah segera menjawab teriakan mereka: “mata nasrullah”. Dengan jawaban: “ala inna nasrallahi qarib”. (Ingatah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),”
(QS. Al-Qasas 28: Ayat 5)
Allah pasti menepati janji-Nya. Mudah-mudahan tahun 2024 atau lebih cepat…Rabbi ‘alam.
(Penulis adalah Jurnalis tinggal di Sidoarjo)