SURABAYA (Wartatransparansi.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya turut prihatin atas ambruknya tiga bangunan persil No.63 A, B, dan C milik warga di Jalan Kapasari, Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng, Senin (4/9/2023) malam.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya lantas bergerak cepat membantu proses evakuasi bangunan di persil tersebut.
Kepala BPBD Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani mengatakan, kejadian tersebut diduga karena bangunan persil No.63 A, B, dan C itu kurang kokoh. Ketika petugas proyek melakukan penggalian saluran, lantas bangunan itu ambruk. Mendengar kabar tersebut, ia bersama jajarannya gerak cepat membantu proses evakuasi di tempat kejadian perkara (TKP).
“Tadi pagi baru dilaporkan melalui Command Center (CC) 112, saya terima berita itu sekitar jam 6.30 WIB. Setelah itu, teman-teman BPBD meluncur ke lokasi untuk proses evakuasi,” kata Rini, Selasa (5/9/2023).
Rini menyampaikan, BPBD Kota Surabaya lantas menutup rumah tersebut menggunakan terpal agar barang-barang pemilik persil tetap aman. “Sementara tadi diamankan, ditutup menggunakan terpal, karena barang-barangnya banyak ya. Sembari kami melakukan pembersihan,” ujarnya.
Rini memastikan, kejadian tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa atau korban luka. Meskipun sempat ada satu orang di dalam bangunan, beruntungnya orang tersebut berhasil menyelamatkan diri. “Alhamdulillah nggak ada. Tadinya itu ada (orang) tidur di situ, di bangunan yang ambruk tidak terlalu parah, namun berhasil keluar,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Adi Gunita mengatakan, rumah yang ambruk tersebut disebabkan tidak memiliki pondasi yang kuat, sehingga ketika proses penggalian saluran, bangunan itu ambruk. Sebelum proses penggalian, pemilik persil dan kontraktor telah melakukan koordinasi agar tidak melakukan penggalian terlalu dekat dengan bangunan rumahnya.
Saran itu kemudian disetujui oleh pihak kontraktor sehingga jarak penggalian saluran pun mundur 20-30 cm dari rencana awal. “Pemilik persil sudah mengingatkan agar pengerjaan box culvert jangan terlalu dekat dengan bangunan rumah, karena posisinya tidak memiliki pondasi. Akhirnya, pengerjaan box culvert kemarin malam posisinya sedikit mundur 20-30 cm,” terang Adi.
Setelah itu, proses penggalian saluran dimulai. Namun sayang, tanah di depan persil No.63 A, B, dan C itu ambles sehingga menyebabkan rumah tersebut ambruk. “Nah, akhirnya terjadi sleding (ambles) hingga menyebabkan rumah tersebut ambruk,” ungkapnya.
Akibat kejadian itu, DSDABM Kota Surabaya bergerak cepat melakukan mediasi antara pemilik persil dan pihak kontraktor. Setelah dilakukan mediasi, kontraktor akan bertanggung jawab melakukan rekondisi bangunan di persil No.63 A, B, dan C tersebut.
“Akhirnya tadi pelaksana kontraktornya komitmen melakukan rekondisi. Pada prinsipnya, mereka (kontraktor) sudah bertanggung jawab. Secara prosedur sudah sesuai mekanisme pelaksanaan, jadi bukan karena kena pondasinya, tapi memang sejak awal kondisi rumah itu pondasinya tidak ada, akhirnya tanahnya itu nggeret (lengser),” paparnya.
Adi menambahkan, kontrak pengerjaan box culvert sudah dilakukan sejak Juni 2023 lalu. Pengerjaan box culvert tersebut mulai dikerjakan dari Jalan Gembong hingga ke Jalan Kapasari. “Kemungkinan pengerjaanya akan selesai akhir November atau awal Desember 2023 mendatang,” pungkasnya. (*)